Percasi Bontang Harap Seluruh Stakeholder Beri Dukungan untuk Atlet Catur

SAMARINDA – PENGURUS Cabang (Pengcab) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Kota Bontang berharap agar stakeholder, khususnya pemerintah memberikan perhatian dan dukungan lebih untuk para atlet catur yang dibinanya.

Demikian disampaikan Sekretaris Pengcab Percasi Bontang Rudi Albar kepada beritaborneo.com usai mendampingi atlet catur yunior Kota Bontang mengikuti ajang Open Tournament Catur Junior Piala Gubernur 2024 garapan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Rudi yang juga bertindak sebagai manajer tim menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Dispora Kaltim atas terselenggarakannya kegiatan tersebut.

“Kami pengurus Percasi Kota Bontang sangat berterimakasih atas wadah yang diberikan. Kami memohon dukungan dari Pemkot Bontang agar bisa lebih perhatian pada atlet jika mengikuti turnamen di luar kota,” kata Rudi, Senin (02/09/2024) malam.

Menurut dia, kegiatan Open Tournament yang diramaikan oleh 192 peserta mulai kategori Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Kaltim itu menjadi momen mengasah keterampilan dan skill atlet catur yang dibinanya.

 

Kota Bontang yang mengirimkan 10 atlet dan tiga pelatih itu berhasil naik panggung sebanyak 18 kali untuk 3 kategori juara, yakni catur cepat, catur kilat, dan kejurda.

“Persiapannya di setiap hari Sabtu dan Minggu ada latihan, di mana latihan itu baru dua tahun ini diselenggarakan secara rutin, namun alhamdulillah bisa berbuah manis untuk atlet,” ungkapnya.

Lebih lanjut Rudi berharap agar pertandingan catur seperti yang digelar Open Tournament sering diselenggarakan lagi oleh Dispora Kaltim dan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan olahraga maupun catur.

“Harapan kami mudah-mudahan untuk pertandingan yang akan datang bisa lebih ditingkatkan lagi. Termasuk untuk hadiah maupun pesertanya yang naik ke atas panggung, yang awalnya hanya pemenang 1-6 saja, semoga ke depannya mungkin bisa juara 1-10 yang dipanggil,” tutupnya. []

Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus P Sarjono