SAMARINDA – DINAS Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya mengantisipasi kemungkinan kendala yang terjadi selama mendamping kafilah Provinsi Banten mengikuti ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke XXX di Benua Etam, Kaltim.
Sebab dalam ajang yang diikuti seluruh provinsi di Indonesia itu, banyaknya venue lomba yang akan digunakan dan tersebar di berbagai tempat di Kota Samarinda.
Fahrian Nur, staff Bidang Pengembangan Pemuda Dipora Kaltim yang juga bertugas menjadi Liason Officer (LO) untuk kafilah Banten selama gelaran MTQ Nasional di Kaltim mengungkapkan, saat ini para LO Dispora Kaltim berusaha untuk mengurangi kemungkinan kesalahan atau hambatan yang nantinya terjadi selama pelaksanaan kegiatan.
“Fokus kami nanti ke venue-venue mereka lomba. Di situ kan nanti kami terbagi untuk mendampingi mereka sesuai lomba yang diikuti, karena venuenya berbeda-beda,” ujar Fahrian, di temui di Kadrie Oening Tower, Sempaja, Samarinda, Sabtu (07/09/2024).
Menurut Fahrian, banyaknya lokasi venue yang digunakan dalam MTQ kali ini, bisa menjadi tantangan. Karena itu, kerjasama antar LO sangat diperlukan.
Adapun venue-venue yang dimaksud antara lain GOR Kadrie Oening, Gedung Olah Etam Kantor Gubernur Kaltim, Hotel Fugo, Convention Hall Samarinda, Aula RRI Samarinda, Aula Islamic Center Masjid Baitul Muttaqien, Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur, DPMPD Kaltim, Gedung Inspektorat Kaltim, Gedung Olah Bebaya Kaltim, Gedung Auditorium Unmul, Aula MAN 2 Samarinda, serta Aula UMKT.
Banyaknya venue itu mewajibkan setiap LO dibagi sesuai jenis perlombaan yang diikuti para kafilah agar bisa terus mendampingi.
“Kami antisipasi itu semua dengan melakukan diskusi dan evaluasi agar semua venue dapat terjangkau sehingga tidak membuat kafilah merasa sendirian,” jelas Fahrian Nur.
Berkenaan dengan harapan, ia berpesan pada teman-teman LO Dispora Kaltim harus tetap semangat, karena tamu (kafilah Banten) adalah raja.
“Kami juga merasa senang bisa mendampingi para kafilah yang membanggakan ini. Semoga kerjasama terus terpupuk,” tutupnya. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus P Sarjono