FHBN 2024 Berakhir, Budaya Lokal PPU Tidak Boleh Hilang

PENAJAM – FESTIVAL Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) Tahun 2024 yang digelar di Taman Penyembolun depan Kantor Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) resmi ditutup oleh Pejabat Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) Prof. Warsito, Sabtu (7/9/2024) malam.

FHBN tahun ini merupakan festival kedua kalinya yang digelar di Kabupaten PPU, setelah sebelumnya FHBN tahun 2023 dipusatkan di Kecamatan Sepaku.

Dalam sambutannya Pejabat Kemenko PMK Warsito memberikan apresiasi yang tinggi atas terlaksananya FHBN PPU 2024 tersebut.

Pada kesempatan itu, Warsito mengajak masyarakat untuk menjadikan FHBN 2024 sebagai momentum penting untuk terus mengembangkan kekayaan intelektual dan menjadikan sebagai perekat persatuan dan kemajuan bangsa dalam aspek kebudayaan.

“Tidak mungkin pertumbuhan suatu bangsa baik itu teknologi, kemajuan infrastruktur tanpa didukung peningkatan serta kemajuan peradaban dan kebudayaan,“ tuturnya.

Dia menambahkan, kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten PPU membawa kemajuan di berbagai sektor pembangunan. Oleh karena itu dia berharap, masyarakat PPU sebagai putra daerah harus mampu berperan aktif dan tidak boleh tertinggal dalam pembangunan IKN.

“Termasuk budaya lokal yang ada di PPU juga diharapkan tidak akan hilang karena kemajuan IKN nantinya,” tutup dia.

Sementara Penjabat (Pj) Bupati PPU Makmur Marbun dalam sambutannya mengatakan, putra dan putri Kalimantan Timur (Kaltim) harus bangga dengan budayanya. Karena menurutnya, Kaltim memiliki beragam budaya dari berbagai suku dan menunjukan bahwa masyarakatnya selalu menjaga budaya peninggalan nenek moyang yang ada.

“Keindahan tersebut harus terus kita lestarikan sebagai identitas kita dan merupakan kearifan lokal yang harus kita pertahankan,” ujar Makmur Marbun.

Menurutnya, dengan dilaksanakannya Festival Harmoni Budaya Nusantara ini pihaknya telah melaksanakan salah satu nawacita yaitu berkepribadian dalam kebudayaan. Salah satu agenda dalam Nawacita adalah revolusi karakter bangsa atau yang dikenal dengan revolusi mental.

“Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang dapat membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lainnya, jadi hargai dan lestarikan budaya lokal kita,” pungkasnya.

 

Festival tersebut diakhiri dengan penampilan berbagai tarian daerah serta kesenian tradisional dan ditutup dengan pertunjukan film Kejarlah Janji oleh Garin Nugroho dari Perusahaan Film Negara (PFN).

Tampak hadir dalam kegiatan ini Direktur Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif OIKN Muhsin Palinrung, Direktur Bidang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin, serta Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri Drajat Wisnu Setyawan.

Hadir pula Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten PPU, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV, Ketua Yayasan Pendidikan Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP), Ketua LAP, DKD, tokoh agama dan tokoh masyarakat PPU. [] (ADV/diskominfoppu)

Penulis: Subur Priono | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com