SAMARINDA – DINAS Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2024 ini telah melatih kurang lebih 1.000 pemuda se-Kaltim melalui program pelatihan kepemimpinan dan kecakapan hidup.
Program tersebut dirancang untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi tantangan di era modern serta membangun solidaritas di antara pemuda.
Kepala Dispora Kaltim Agus Hari Kesuma mengungkapkan, program itu bertujuan mencetak pemimpin masa depan yang memiliki wawasan luas dan mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
“Kami berharap kalian membuat organisasi di mana organisasi itu untuk soliditas pemuda. Bisa kalangan barbershop, barista, tata busana dan lainnya yang pernah dididik oleh dispora melalui pelatihan seperti ini,” jelas AHK ketika membuka kegiatan Pelatihan Kepemimpinan dan Kecakapan Hidup Kota Samarinda, Selasa (24/09/2024).
Pelatihan yang berlangsung selama empat hari itu mencakup berbagai materi, mulai dari pelatihan tata busana, tata rias kecantikan, design grafis, dan mebel. Peserta diajak untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan praktik lapangan, sehingga mereka dapat menerapkan ilmu yang didapat secara langsung.
AHK percaya, dengan pemuda berani membentuk organisasi yang kuat sebagai hasil dari partisipasi mereka dalam kegiatan pelatihan yang difasilitasi Dispora Kaltim ini pemuda dapat saling mendukung dan berkolaborasi dalam mengatasi berbagai masalah sosial dan ekonomi di daerah.
“Buat organisasi memuat alumni alumni yang di didik Dispora kemudian mereka mendidik lagi ke generasi selanjutnya. Itulah pelajarannya di pelatihan kepemimpinan. Jika para calon pemimpin ini tidak melakukan kegiatan itu, maka kami sebagai pemerintah gagal dalam mendidik kalian,” terang Kadispora Kaltim itu.
Sebagai tindak lanjut, Dispora Kaltim akan memberikan dukungan kepada organisasi-organisasi yang terbentuk dari program ini, agar mereka dapat menjalankan kegiatan yang bermanfaat bagi komunitas.
“Kepemimpinan itu visioner. Visinya yang berbeda-beda karena lingkungan. Yang membedakan hanya (visi orang itu) ingin maju, hebat, sehingga mempengaruhi emosional seseorang,” tutupnya. []
Penulis: Nistia Endah | Penyunting: Agus PS