PARLEMENTARIA SAMARINDA– DENI Hakim Anwar mengelar pertemuan dengan warga, menyerap aspirasi (Reses) dalam rangka menjalankan tugas sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda.
Pertemuan tersebut digelar di rumah makan soto banjar Targhibul Ikhwan, Jalan Kapten Soejono, Kelurahan Sungai Kapih, Samarinda, Sabtu (12/10/2024). Sebagai pesertanya adalah tokoh masyarakat dari Kecamatan Sambutan dan Kecamatan Samarinda Ilir.
Dalam perjumpaan dengan masyarakat, politisi dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu mendapat usulan pembangunan infrastrukrur, menghidupkan kembali sarana olahraga di setiap kelurahan, pengadaan kendaraan pengangkut sampah, dan penerangan jalan umum.
“Saya banyak mendapatkan permasalahan, seperti ada usulan untuk masalah infrastruktur, menghidupkan kembali bulutangkis, kemudian ada juga usulan mengenai motor sampah. Saya sudah sampaikan untuk bantuan tersebut, warga membuat proposal,” ujar Deni kepada awak media usai pertemuan digelar.
Selain menyerap usulan dari masyarakat, Deni juga memanfaatkan kegiatan reses masa sidang III tahun 2024 itu untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan kostituen setelah kemarin melewati masa Pemilihan Legislatif (Pileg). Dia berharap, kegiatan reses tersebut dapat terus berkelanjutan sampai lima tahun yang akan datang.
“Saya harapkan komunikasi tetap terjaga, artinya tidak hanya ketika pada masa pencalegan saja, tapi setelah Pileg, kita tetap harus menjalin komunikasi. Itu yang kami mau,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Sambutan, Samarinda Ilir dan Samarinda Kota ini.
Dalam kesempatan tersebut, Deni mengajak para tokoh masyarakat yang hadir agar dapat memberikan himbauan kepada warganya untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang tak lama lagi digelar. Harapannya agar angka partisipasi pemilih di Kota Samarinda dapat meningkat.
“Kami ingin meningkatkan partisipasi pemilih. Karena itu, siapapun wajib menghimbau masyarakat, bahwa jangan sampai tidak menggunakan hak pilihnya. Karena kalau seandainya golput, akhirnya hak mereka tidak digunakan, otomatis angka partisipasi turun. Tentu mengakibatkan kerugian di masyarakat, karena suara mereka tidak terwakili di eksekutif,” tutup Deni. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono