TENGGARONG – FENOMENA “baby blues” yang masih sering terjadi pada ibu-ibu pasca persalinan. Meskipun angka pasti terkait baby blues di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) belum terdata secara maksimal, fenomena tersebut tetap sering ditemukan dalam berbagai kelompok ibu, bukan hanya pada ibu muda, tetapi juga pada ibu-ibu yang tidak sepenuhnya siap menghadapi kelahiran.
“Sejauh ini, baby blues masih ada, walaupun bukan hanya terjadi pada ibu muda saja. Banyak juga ibu-ibu yang tidak siap atau mungkin kehamilannya tidak direncanakan mengalami hal serupa,” jelas Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (KKK) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Kukar Sri Lindawati, kepada beritaborneo.com di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Senin (04/10/2024).
Sebagai upaya untuk mengatasi dan mencegah baby blues, ia menyampaikan pentingnya pendampingan serta perencanaan yang matang dalam setiap tahap kehamilan, persalinan, hingga pengasuhan anak.
“Pendampingan sangat penting agar ibu benar-benar siap, baik secara fisik maupun mental. Kehamilan dan persalinan sebaiknya terencana, begitu pula dalam merawat anak. Hal ini termasuk perencanaan dalam nutrisi, pendidikan, hingga pengasuhan yang baik,” ungkapnya.
Tak luput juga menggaungkan slogan “Hidup Berencana Itu Keren” sebagai wujud edukasi yang lebih luas bagi keluarga. Slogan tersebut dibuat untuk menekankan pada kesiapan setiap keluarga dalam menghadapi masa kehamilan dan pengasuhan dengan perencanaan yang matang.
“Dengan perencanaan yang baik, kami berharap baby blues bisa diminimalisasi, dan kesejahteraan keluarga akan meningkat secara keseluruhan,” tambahnya.
Ia berharap agar masyarakat semakin memahami pentingnya memiliki rencana dalam kehidupan berkeluarga, mulai dari kehamilan, kelahiran, hingga pengasuhan. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono