TENGGARONG – DALAM upaya meningkatkan kesehatan keluarga, khususnya ibu dan anak, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Kartanegara (Kukar) telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang siap membantu masyarakat hingga ke pelosok desa.
Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (KKK) DP2KB, Sri Lindawati, menyampaikan bahwa TPK ini dibentuk untuk memberi pendampingan khusus, terutama bagi keluarga yang berisiko.
“TPK memiliki peran penting dalam melakukan pendampingan kepada keluarga yang berisiko. Di lapangan, kami memiliki 477 tim dengan 1.371 anggota yang tersebar di desa-desa,” ungkapnya kepada beritaborneo.com di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Senin (04/10/2024).
“Mereka menjalankan tugasnya sebagai konselor untuk mendampingi keluarga yang membutuhkan perhatian lebih, termasuk keluarga dengan ibu muda atau yang hamil di usia lanjut,” timpalnya.
Risiko kesehatan yang dimaksud yang sebagai 4T, yakni ibu yang hamil terlalu muda, terlalu tua, memiliki anak terlalu banyak, atau jarak antar kehamilan yang terlalu dekat.
TPK bertugas untuk memberikan informasi dan edukasi bagi kelompok ini agar mereka tetap menjaga kesehatan dan menghindari risiko selama masa kehamilan dan menyusui.
Selain itu, TPK juga memastikan bahwa setiap ibu, baik yang masih muda maupun yang lanjut usia, aktif melakukan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan.
“Kami memastikan mereka mendapatkan pemeriksaan kesehatan secara berkala dari tenaga kesehatan yang berkompeten,” tambahnya.
Linda berharap dengan keberadaan TPK yang aktif dan terjun langsung ke masyarakat, kesadaran untuk menjaga kesehatan ibu dan anak dapat meningkat. Ia menegaskan bahwa pendampingan dan edukasi ini penting demi terwujudnya keluarga yang sehat dan terencana di Kukar. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono