TENGGARONG – WILAYAH Kecamatan Samboja Barat Kutai Kartanegara (Kukar), terus menunjukkan potensinya sebagai pusat penghasil buah naga dan nanas. Camat Samboja Barat Burhanuddin mengungkapkan, kedua komoditas ini telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi para petani di daerah tersebut.
“Sentra asli buah naga dan nanas ini berada di sekitar Bukit Suharto. Sepanjang jalan menuju ke sana, kita akan dengan mudah menemukan pedagang menjajakan buah segar hasil kebun petani lokal,” ungkap Burhanuddin kepada beritaborneo.com di Tenggarong, Rabu (20/11/2024).
Keberhasilan ini tak lepas dari produktivitas tinggi para petani. Dalam satu musim panen raya, para petani mampu memproduksi hingga 10–20 ton buah naga dan nanas. Sebagian besar hasil panen dikirim ke berbagai daerah di Jawa dan Sumatera, mengikuti permintaan pasar yang terus berkembang. Namun, harga buah di pasar bergantung pada siklus panen.
“Kalau sedang panen besar, harga bisa turun hingga Rp10 ribu –Rp15 ribu per kilogram. Tapi saat pasokan terbatas, harganya melonjak hingga Rp25 ribu per kilogram,” jelasnya.
Pendapatan para petani pun terbilang luar biasa. Dalam satu musim panen raya, banyak petani yang mampu mengantongi penghasilan hingga Rp100 juta atau bahkan lebih.
“Ini membuktikan bahwa sektor pertanian di Samboja Barat punya peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Potensi besar ini didukung oleh Pemerintah Kabupate Kukar, baik melalui penyediaan teknologi pertanian modern, pelatihan, hingga pengembangan akses pasar. Dengan dukungan yang optimal, buah naga dan nanas dari Samboja Barat diharapkan mampu bersaing di pasar nasional dan internasional.
“Harapan kami, buah naga dan nanas dari Samboja Barat bisa terus dikenal sebagai produk unggulan, dan petani semakin sejahtera,” tutupnya. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono