KUTAI KARTANEGARA – ANCAMAN hama tikus di penghujung tahun 2024, menjadi tantangan serius bagi petani jagung di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tenggarong Seberang.
Menyadari dampak buruknya, Camat Tenggarong Seberang Tego Yuwono mengedepankan pendekatan kolaboratif untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu strategi utama yang didorong adalah pembukaan lahan secara serentak, melalui pola tanam serentak dapat memutus siklus hidup tikus dan meminimalkan kerusakan tanaman.
“Ketika lahan dibuka dan ditanam secara bersamaan, tikus kehilangan tempat berkembang biak. Ini langkah yang efektif untuk menekan populasi mereka,” ucapanya kepada beritaborneo.com melalui sambungan telpon, Minggu (01/12/2024).
Selain pembukaan lahan, pemerintah kecamatan juga menggandeng Dinas Pertanian dan Perseroan Terbatas (PT) Kitadin untuk menyediakan racun tikus bagi para petani. Langkah ini merupakan bentuk dukungan konkret untuk mengendalikan serangan hama yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
“Dengan bantuan racun tikus, petani memiliki alat tambahan untuk melindungi tanamannya. Namun, kita tetap menekankan pentingnya langkah pencegahan, seperti pola tanam serentak,” jelasnya.
Upaya ini mendapat respons positif dari petani di Bangun Rejo yang selama ini selain menanam padi, para petani juga mengandalkan jagung sebagai salah satu komoditas utama mereka. Namun, Tego juga mengingatkan pentingnya keterlibatan aktif para petani dalam melaporkan serangan hama sejak dini.
“Masalah hama ini harus ditangani bersama. Kita butuh kerja sama dari petani untuk melaporkan kondisi di lapangan agar respons cepat bisa dilakukan,” imbuhnya.
Tego berharap, pendekatan terpadu ini tidak hanya mengatasi ancaman hama tikus di Bangun Rejo, tetapi juga menjadi model penanganan hama bagi desa-desa lain di Kecamatan Tenggarong Seberang. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono