KUTAI KARTANEGARA – KECAMATAN Tenggarong Seberang terus memantapkan langkahnya menjadi salah satu penopang utama kebutuhan pangan di Kutai Kartanegara (Kukar) terutama dengan adanya Ibu Kota Nusantara (IKN). Dengan potensi lahan yang luas dan kontribusi signifikan terhadap produksi padi di Kukar, wilayah ini berperan strategis dalam mendukung proyek ambisius pemerintah.
Camat Tenggarong Seberang Tego Yuwono mengungkapkan, kecamatannya telah menjadi tulang punggung produksi padi di Kukar, dengan kontribusi sebesar 24 persen dari total produksi kabupaten.
“Ini bukan hanya soal angka, tetapi bagaimana kami mampu menjawab tantangan untuk menyediakan pangan bagi jutaan penduduk yang akan bermukim di IKN,” ucapnya kepada beritaborneo.com melalui sambungan telpon, Minggu (01/12/2024).
Tego menjelaskan, prediksi pemerintah menyebutkan sekitar 3-5 juta penduduk akan datang ke IKN dalam beberapa tahun mendatang. Untuk itu, sejumlah kecamatan di Kukar, termasuk Tenggarong Seberang, diproyeksikan menjadi sentra produksi pangan utama guna memenuhi kebutuhan tersebut.
“Kami telah melaksanakan berbagai program bersama Bupati Kukar. Mulai dari mitigasi masalah lahan pertanian, penyediaan pupuk, mekanisasi alat, hingga manajemen air. Semua ini dirancang untuk memastikan sektor pertanian kami semakin produktif dan siap menghadapi tantangan baru,” jelasnya.
Lebih dari sekadar padi, Tego juga menambahkan bahwa potensi hortikultura juga terus dikembangkan di wilayahnya.
“Kami tidak hanya fokus pada padi, tetapi juga komoditas lain seperti sayuran dan buah-buahan yang menjadi bagian dari pertanian dalam arti luas. Ke depan, diversifikasi ini akan semakin penting,” imbuhnya.
Dengan posisi geografis yang strategis dan dukungan program pemerintah daerah, Tenggarong Seberang optimistis dapat memainkan peran sentral dalam menjaga ketahanan pangan IKN, sekaligus memperkuat perekonomian lokal.
“Harapan kami, Tenggarong Seberang tidak hanya menjadi penghasil pangan, tetapi juga menjadi model keberhasilan integrasi sektor pertanian dengan pembangunan nasional,” tutupnya.
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting: Agus P Sarjono