Sukses Menyekolahkan Anak Sampai S3

Pemilik warung (dari kiri) Hajaratul Aswad (tengah)
Pemilik warung (dari kiri) Hajaratul Aswad (tengah)

Kuala lumpur -Saat sarapan pagi di sebuah pasar tradisional di pinggiran kota Kuala Lumpur, tak sengaja saya berkenalan dengan seorang ibu bernama Hajaratul Aswad yang kebetulan bekerja sebagai pelayan di warung makan tempat saya sarapan.

Warung makan ini milik seorang ibu muslimah asli Pattani Thailand yang telah menikah dengan warga Malaysia, masakan yang dijual yaitu masakan melayu lengkap dengan menu gulai ikan, rendang, sambal goreng ayam dan lainnya serta yang tidak ketinggalan tentunya teh tarik yang menjadi minuman khas Malaysia.

Warung makan ini sangat sederhana, karena memang pasar tradisional tersebut khusus diperuntukkan untuk warung makan special Halal. Meskipun berada di pasar tradisional tapi kebersihan warung tetap terjaga sehingga pengunjung pun tetap nyaman menikmati makan di tempat tersebut.

Si ibu Hajaratul demikian akrab dirinya disapa mengaku telah tinggal di Malaysia selama 16 tahun lebih dengan menjadi pelayan rumah makan, sedangkan suaminya bekerja sebagai tukang bangunan.

Berasal dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat, suami istri ini merantau ke Malaysia untuk mengubah nasib, karena kehidupan di kampong halaman cukup susah.

“Sudah lama saya meninggalkan Sumbawa mas,” kata si ibu.

Menariknya dari ibu Hajaratul ini, ternyata meskipun dia dan suami berada di negeri jiran, anak-anaknya bisa sukses dalam pendidikan, padahal mereka menitipkan anak-anaknya ke orang tua mereka. Meskipun berada jauh, tetapi anak-anaknya bisa mengatur diri dan paham dengan kondisi orang tua sehingga mereka pun belajar dengan sungguh-sunggu untuk meraih cita-citanya.

Alhamdulillah dari hasil kerjanya di Malaysia, si sulung kini telah lulus dari pendidikan S3 nya dan menjadi dosen di sebuah universitas ternama di Malang, sedangkan adiknya sedang menempuh pendidikan S2. Adapun yang paling bungsu barusan saja menyelesaikan pendidikan S1, dan semua anak-anaknya kini telah bekerja dan mandiri berkat hasil usaha si ibu dan suaminya di negeri jiran.

Ibu Hajaratul pun sebenarnya rindu dengan kampong halaman, dimana kini anak-anaknya berkumpul semuanya di kota Malang, tetapi dirinya mengaku masih kuat untuk bekerja, apalagi suaminya juga masih mendapatkan kepercayaan dari perusahaan untuk meneruskan pekerjaannya, sehingga niatnya untuk pulang ke tanah air ditunda dulu.

Apalagi peraturan keimigrasian Malaysia cukup ketat, kalau sudah pulang ke Indonesia dan pengin balik lagi ke Malaysia harus mendaftar dulu visa izin kerja dan membayar administrasi minimal RM 1000.

Hal inilah yang membuat ibu Hajaratul dan suaminya menunda kepulangan ke tanah air, sampai dirinya benar-benar tidak sanggup lagi untuk bekerja. Maka saat ini berbagai penghasilan yang dia dapat disimpan dan ditabung persiapan untuk memasuki masa pensiun di tanah air nantinya.(kuala lumpur 18-1-2016) [] Are

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com