Banjir dan Tanah Longsor Terjang Korea Selatan

Dampak hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor di Korea Selatan -(Foto : Kim Dong-min/Yonhap via AP)

 

KOREA SELATAN – HUJAN deras sejak 9 Juli 2023 lalu di Korea Selatan mengakibatkan negeri ginseng itu dilanda banjir parah dan tanah longsor. Berdasarkan data yang dilansir Rauters, Sabtu (15/07/2023), musibah tersebut telah menelan korban jiwa 21 orang tewas dan 14 lainnya hilang. Sementara ribuan penduduk harus mengungsi.

Korea Selatan sebenarnya tengah berada di puncak musim panas, namun telah terjadi hujan lebat selama tiga hari terakhir yang memicu banjir dan tanah longsor yang meluas. Banjir juga menyebabkan meluapnya Bendungan Goesan di Provinsi Chungcheong Utara. Akibatnya banjir di beberapa wilayah juga tak terelakkan.

Tak hanya banjir saja, tanah longsor juga turut melanda Provinsi Chungcheong Utara hingga membuat sebuah kerata api tergelincir pada Jumat (14/7/2023) malam. Menurut Badan cuaca Korea Selatan, beberapa wilayah di Korea Selatan akan terus diguyur oleh hujan lebat hingga Minggu (16/7/2023).

Sebanyak 16 kematian dicatat di Provinsi Gyeongsang Utara, yang terletak di sepanjang bagian timur Semenanjung Korea. Sebagian besar korban tewas akibat tanah longsor. Di Kota Nonsan, Provinsi Chungcheong Selatan, dua orang tewas pada Jumat setelah bangunan mereka runtuh akibat tanah longsor.

Seperti dilansir Reuters, data Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel, pada Sabtu pukul 18.00 waktu setempat melaporkan sebanyak 4.763 orang telah dievakuasi secara nasional. Sementara itu, air meluap dari bendungan di Provinsi Chungcheong Utara.

Tak hanya itu saja, korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor di Korea Selatan juga telah mengakibatkan banyak korban jiwa. Terbaru diketahui pula masih ada korban yang terjebak di sebuah terowongan atau underpass akibat banjir.

Pihak berwenang mengatakan terowongan jalan di Osong – dekat kota Cheongju di pusat Provinsi Chungcheong Utara – dihantam oleh banjir bandang yang terjadi begitu cepat. Hal ini membuat para pengemudi dan penumpangnya tak punya cukup waktu untuk menyelamatkan diri setelah sungai terdekat meluap.

Diketahui terdapat enam korban tewas yang terperangkap di terowongan dan telah diselamatkan oleh otoritas pemadam kebakaran pada Minggu (16/7/2023). Hal ini pun menambah panjang daftar korban meninggal dunia akibat banjir dan tanah longsor di Korea Selatan.

Jumlah penduduk yang harus dievakuasi kemungkinan akan meningkat lagi. Sebab, Badan Meteorologi Korea memperkirakan, hujan yang lebih deras bakal mengguyur Semenanjung Korea pada Minggu.

Korea Railroad Corp selaku operator kereta api di negara itu melaporkan telah menghentikan perjalanan, baik kereta biasa maupun beberapa kereta supercepat. Sementara itu beberapa kereta supercepat lainnya tertunda jadwalnya, karena pengoperasian yang lebih lambat akibat tanah longsor, banjir yang merendam rel, serta batu yang berjatuhan dapat mengancam keselamatan.

Sebuah kereta api lambat tergelincir pada Jumat malam ketika longsoran tanah dan pasir berjatuhan ke atas rel di Provinsi Chungcheong Utara, kata Kementerian Perhubungan Korsel. Masinis kereta nahas itu terluka, namun tidak ada penumpang di dalamnya.

Pada Sabtu ini, Perdana Menteri Korsel Han Duck Soo meminta militer secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan penyelamatan, bekerja sama dengan pejabat pemerintah untuk memobilisasi peralatan dan tenaga yang diperlukan untuk penanggulangan bencana.

Tahun lalu, ibu kota Korea Selatan, Seoul mencatat rekor hujan lebat yang menggenangi rumah, jalan, dan kereta bawah tanah. Bencana ini menewaskan sedikitnya sembilan orang.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa frekuensi dan intensitas hujan deras meningkat di seluruh Asia Timur karena krisis iklim yang disebabkan oleh manusia mempercepat kemungkinan peristiwa cuaca ekstrem.

Bencana terbaru hujan lebat di Korea Selatan datang hanya beberapa hari setelah banjir dahsyat mendatangkan malapetaka di negara tetangga Jepang, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 19 lainnya.

Banjir yang terjadi pada Juli 2023 ini pun disebut-sebut sebagai banjir yang terparah di Korea Selatan. Sebelumnya, pada Agustus 2022 lalu Korea Selatan juga dilanda banjir besar hingga mengakibatkan 16 orang meninggal dunia.

Hingga kini, pemerintah beserta tim penyelamat masih melakukan upaya evakuasi terhadap korban banjir dan tanah longsor di Korea Selatan. Tak sedikit netizen di media sosial yang turut mengungkapkan keprihatinan terhadap kejadian tersebut.

Petugas pemadam kebakaran melakukan upaya pencarian dan penyelamatan korban tanah longsor akibat hujan deras di Yecheon, Korea Selatan, Sabtu (15/7/2023). -(Foto : Reuters)

 

TIDAK ADA KORBAN WNI

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan (Korsel) memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana banjir.

“KBRI Seoul terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan kelompok komunitas Indonesia melalui Tim Gerak Cepat (Gercep) yang ada di setiap kantung-kantung WNI,” demikian keterangan KBRI di Seoul dalam keterangan persnya.

“Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban meninggal, hilang ataupun diungsikan,” tambah mereka.

KBRI Seoul juga telah menyampaikan imbauan agar para WNI di Korea Selatan meningkatkan kewaspadaan, selalu memantau situasi melalui informasi resmi otoritas setempat dan media. Mereka diminta segera menghubungi hotline KBRI Seoul jika mengalami situasi kedaruratan. Imbauan yang sama juga disampaikan melalui aplikasi Safe Travel Kemlu.

Berdasarkan data Imigrasi Korea per 31 Mei 2023, WNI dengan visa tinggal di Korsel yang lebih dari 1 tahun tercatat mencapai 47.304 orang, terdiri dari para pekerja migran, pelajar/mahasiswa, profesional, dan WNI yang menikah dengan warga lokal/Korea. []

Penulis/Penyunting : Agus P Sarjono (Dari berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com