Dikenal sebagai salah satu negara yang tingkat korupsinya paling rendah, tak membuat Singapura lepas dari isu korupsi dan skandal perselingkuhan.

Skandal Perselingkuhan dan Korupsi Guncang Singapura

SINGAPURA – RANGKAIAN skandal tengah mengguncang Singapura. Beberapa politisi tersohor di negeri jiran yang berbatasan dengan Kepulauan Riau ini, terseret kasus yang tak biasa. Di antaranya kasus korupsi yang melibatkan Menteri Transportasi Singapura S. Iswaran hingga Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan Jin yang terlibat perselingkuhan dengan anggota parlemen.

Terbaru, dua anggota senior Partai Buruh (WP), oposisi utama Singapura, mengundurkan diri pada Rabu (19/07/2023) usai kedapatan berselingkuh. Anggota parlemen dari WP, Leon Perera (53) dan pemimpin asosiasi pemuda WP, Nicole Seah (36), mengundurkan diri setelah video mereka saling berpegangan tangan tersebar di media sosial.

“Keduanya mengaku berselingkuh,” kata Ketua WP, Pritam Singh, dalam konferensi pers, Kamis, (20/07/2023). “Konstitusi Partai Buruh mensyaratkan para kandidat untuk jujur dan terus terang dalam berurusan dengan partai dan rakyat Singapura,” paparnya menambahkan.

Leon Parera dan Nicole Seah mundur sebagai anggota parlemen Singapura

Leon dan Nicole sama-sama sudah menikah dan memiliki anak. Singh mengatakan perselingkuhan berlangsung usai pemilihan umum 2020. Sopir Leon juga telah memberi tahu anggota partai. Namun, saat itu Leon dia dan Nicole membantah berselingkuh.

Dikutip AFP, Leon dan Nicole baru mengakui perselingkuhan mereka setelah video mereka tersebar di media sosial pada awal pekan ini. “Ini tidak bisa diterima,” kata Singh.

Pengumuman pengunduran diri Leon dan Nicole ini berlangsung dua hari setelah ketua parlemen Singapura dan seorang anggota parlemen perempuan dari partai berkuasa, Partai Aksi Rakyat (PAP), juga mundur karena ketahuan menjalin “hubungan yang tidak pantas.”

Sebelumnya, pada Senin (17/07/2023) dua anggota parlemen Tan Chuan-jin (54), dan Cheng Li Hui (47) -salah satunya pernah dianggap sebagai calon perdana menteri- mengundurkan diri dari partai dan badan legislatif karena “hubungan tidak pantas” mereka. Tan sudah menikah, sedangkan Cheng berstatus lajang. Keduanya terungkap telah berselingkuh.

Tan Chuan-jin dan Cheng Li Hui mengundurkan diri karena “hubungan yang tidak pantas”.

Pengunduran diri keduanya dari parlemen dan Partai Aksi Rakyat (PAP) diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri (PMO). Dalam surat pengunduran dirinya, Tan menegaskan kasus perselingkuhan tersebut agar tidak dikaitkan dengan posisinya di parlemen. Dia juga mengakui tindakannya itu telah melukai keluarganya.

“Saya telah mengecewakan mereka [keluarga]. Kami telah membahas perilaku saya sebelumnya,” tulis Tan dalam surat pengunduran diri yang ditujukan ke PM Lee, seperti dikutip Channel News Asia.

Kasus perselingkuhan ketua parlemen ini juga telah dikonfirmasi oleh PM Lee. Dalam konferensi pers, Lee mengatakan bahwa Tan dan Cheng menjalin “hubungan yang tidak pantas” dan tetap melanjutkan perselingkuhan mereka meski telah diperingatkan.

 

KASUS KORUPSI

Pada Selasa (11/07/2023), Biro Investigasi Korupsi (Corrupt Practices Investigation Bureau/CPIB) mengonfirmasi bahwa Iswaran ditangkap sehubungan dengan penyelidikan kasus korupsi. “[Iswaran] ditangkap pada 11 Juli 2023, kemudian dibebaskan dengan jaminan,” demikian pernyataan CPIB kepada AFP, Jumat (14/07/2023) malam waktu setempat.

S Iswaran bersama miliarder, Ong Beng Seng disebut memainkan peran kunci dalam membawa Grand Prix ke Singapura pada 2008. Iswaran diselidiki terkait dugaan korupsi yang menguat usai CPIB menyatakan taipan hotel Ong Seng Beng masuk dalam investigasi.

Ong merupakan direktur pengelola Hotel Properties Limited (HPL). HPL memiliki sederet hotel dan resor kelas atas di lokasi sekitar Asia dan Pasifik.

Terkait penangkapan Ong, perusahaan bursa efek Singapore Exchange menyatakan bahwa taipan itu telah menerima ‘pemberitahuan penangkapan’ dari lembaga anti-rasuah. Mereka juga menyatakan Ong telah membayar jaminan.

Ong juga diizinkan bepergian ke luar negeri dengan meningkatkan uang jaminan menjadi SG$100 ribu atau sekitar Rp1,1 miliar. “[CPIB] telah menyetujui permintaan Ong bepergian ke luar negeri. Sekembalinya, Ong wajib melapor ke CPIB dan menyerahkan paspornya ke biro,” lanjut lembaga itu.

Sejauh ini, lembaga anti-korupsi itu belum memberikan keterangan lebih lanjut soal penyelidikan yang tengah mereka tangani.

Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong

Menanggapi kasus yang menjerat menterinya, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long meminta Iswaran untuk cuti. Lee juga mengatakan CPIB telah meminta persetujuan dia untuk penyelidikan formal yang akan melibatkan Iswaran.

Sementara Wakil Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong mengatakan kepada media lokal bahwa penyelidikan korupsi akan dilakukan “penuh, menyeluruh, dan independen”, serta tidak ada yang akan disembunyikan.

Akan tetapi, pihak berwenang baru mengumumkan penangkapan itu tiga hari setelah kejadian. Keduanya belum didakwa dan saat ini bebas dengan jaminan.

Penangkapan itu terjadi menyusul tuduhan bahwa dua menteri senior lainnya – K Shanmugam dan Vivian Balakrishnan – telah menyewa bungalo era kolonial di lingkungan kelas atas dengan harga di bawah harga pasar.

Walau tinjauan anti-korupsi menyatakan kedua pria itu tidak bersalah, masalah tersebut memicu perdebatan sengit tentang ketidaksetaraan di Singapura dan pandangan politik.

 

MASA DEPAN PAP

Dua kejadian tersebut telah mengejutkan penduduk negara-kota tersebut, yang membanggakan reputasi pemerintahan yang bersih dan pemimpin dengan gaji tertinggi di dunia. Sejumlah analis politik mengatakan skandal yang terungkap dapat merusak dukungan untuk Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa sejak 1959 dan memegang mayoritas di parlemen.

Serangkaian peristiwa yang tidak biasa ini telah memunculkan meme di media sosial. “Para penulis Singapura musim ini benar-benar lebih hebat dari biasanya,” tulis akun Instagram yeolo.sg pada Senin, (17/07/2023).

Unggahan terpisah, yang menampilkan para aktris berkerumun mengitari sebuah laptop di lokasi syuting film Barbie, berbunyi: “Ketika saya dan teman-teman perempuan tiba-tiba tertarik pada politik sg [Singapura].”

Namun di luar lelucon itu terdapat pertanyaan serius tentang masa depan PAP dan berapa lama PAP dapat mempertahankan kepercayaan warga Singapura.

Partai tersebut telah melewati skandal serupa di masa lalu -dalam dekade terakhir seorang ketua parlemen dan seorang anggota parlemen mengundurkan diri karena perselingkuhan. Tetapi skandal kali ini berbeda. Kedekatan waktu antara skandal perselingkuhan dan penyelidikan korupsi telah meningkatkan daya kritis para pemilih.

PAP telah lama membanggakan diri karena anggota-anggota parlemennya punya standar moral yang tinggi, dan kemampuan menjaga ketertiban internal. Salah satu anggota pendiri partai tersebut pernah membandingkan bergabung dengan PAP setara bergabung dengan kependetaan.

PM Lee Hsien Loong pekan ini membela penanganan partainya terhadap rentetan skandal yang terjadi, dengan mengatakan itu menunjukkan “cara sistem harus berfungsi”.

“Kadang-kadang berbagai hal menumpuk, tapi kami memastikan kami melakukannya dengan benar,” katanya, menambahkan bahwa “standar kesopanan dan perilaku pribadi yang tinggi… adalah alasan mendasar warga Singapura mempercayai dan menghormati PAP”.

Tetapi pengamat lain berpendapat bahwa rentetan kontroversi ini memunculkan pertanyaan mengenai klaim Singapura – dan khususnya, klaim PAP – bahwa mereka menjalankan tata kelola pemerintahan yang luar biasa.

“Saya pikir pertanyaan terbesar seputar pengekangan kewenangan, pengawasan, transparansi, imparsialitas terkait proses parlemen, serta klaim PAP bahwa mereka punya fungsi pemeriksaan yang memadai terhadap diri mereka sendiri,” kata ilmuwan politik yang berbasis di Singapura, Ian Chong.

Dia mencatat bahwa PAP telah menolak praktik politik yang umum di negara-negara maju lainnya, semisal pengungkapan pendapatan serta aset publik pemegang jabatan politik, pegawai negeri senior, dan anggota keluarga dekat mereka.

Tidak ada mekanisme yang kuat untuk meminta pertanggungjawaban orang yang berkuasa, tambah Michael Barr, seorang profesor hubungan internasional di Australia yang telah menulis beberapa buku tentang politik Singapura.

“Anda hanya harus memercayai mereka. Itulah mengapa ini merupakan rangkaian perkembangan yang berbahaya dan baru bagi pemerintah [Singapura]. Mereka merusak kepercayaan publik mereka,” katanya.

Singapura berada di peringkat negara kelima paling tidak korup dalam Indeks Persepsi Korupsi Transparency International terbaru. Selama bertahun-tahun, pemerintah Singapura telah menjustifikasi gaji menteri sebanyak tujuh digit sebagai cara untuk menekan korupsi.

Tetapi Dr Barr menunjukkan: “Tanpa tingkat kepercayaan publik yang luar biasa, pemerintah harus bergantung pada salah satu dari dua hal untuk memenangkan pemilu: penindasan dan tindakan lain yang menumbangkan demokrasi, atau legitimasi berbasis kinerja tingkat tinggi. Rekor mereka dalam beberapa tahun terakhir telah sedemikian rupa sehingga kita bisa melupakan legitimasi kinerja.”

Peristiwa baru-baru ini juga menimbulkan keraguan kapan Lee akan mundur. Pria berusia 71 tahun yang menjadi perdana menteri sejak 2004 itu sering mengutarakan keinginannya untuk pensiun. Pengganti telah ditunjuk: Lawrence Wong, yang juga menteri keuangan.

Tetapi pada hari Senin, Lee mengatakan dia tidak memiliki rencana untuk mengadakan pemilihan umum segera. Pemilu berikutnya dijadwalkan pada November 2025.

Fakta bahwa ong tidak lebih aktif dan terlihat dalam menangani skandal baru-baru ini juga menimbulkan pertanyaan tentang dia dan kesiapan rekan-rekannya untuk mengambil alih sebagai pemimpin Singapura, kata Dr Chong. []

Penulis/Penyunting : Agus P Sarjono (Dari berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com