Sani Bin Husain : “Jauhi Money Politics”

PARLEMENTARIA SAMARINDA – PELAKSANAAN Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang menuntut partisipasi masyarakat pemilik hak suara. Seorang pemilih tidak semata-mata memberikan suaranya saja di tempat pemungutan suara (TPS). Selain dapat memilih sesuai hati nuraninya, pemilih juga diharapkan tidak tergoda dengan money politics.

Upaya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat pun dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dengan menggelar kegiatan sosialisasi pendidikan politik di Ballroom Apokayan Lantai lll Hotel Horison Jalan Imam Bonjol, Samarinda, Kamis (10/8/2023).

Kegiatan bertema “Meningkatkan Peran Serta dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pemilu 2024” ini dihadiri oleh beberapa narasumber yakni, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sani Bin Husain, akademisi Elvyani NH Gaffar, serta Divisi Perencanaan, Data dan Informasi KPU Samarinda Dwi Haryono.

Usai menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut, Sani bin Husein kepada awak media mengakui bahwa sosialisasi pendidikan politik kepada masyarakat sangat diperlukan. Harapannya pada Pemilu 2024 nanti, partisipasi pemilih akan meningkat.

“Harapannya sesuai dengan keputusan Kementerian Dalam Negeri untuk meningkatkan partisipasi pemilih, kinerja stekholder tercapai dan menghasilkan orang bermutu dalam memimpin bangsa yang akan datang,” ujar wakil rakyat kelahiran Bontang, 05 Agustus 1983 ini.

Anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini melanjutkan, untuk menghasilkan Pemilu yang bersih dan berkualitas hendaknya tidak melakukan politik praktis yakni money politics.

“Kalau kita mau menghasilkan pemimpin yang berkualitas, maka jauhi money politics. Pemilu harus bersih,” tegasnya.

“Kalau kita mau dibayar orang, maka akan tercipta dua hal, yakni masyarakat akan pragmatis dan orang yang naik tidak akan perlu lagi atau tidak akan peduli,” sambung Sani, sapaan akrabnya.

Untuk diketahui kegiatan sosialisasi pendidikan politik tersebut dihadiri sekitar seratusan orang. Terdiri dari pendeta, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan dari partai politik yang diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam sosialisasi partisipasi pemilih di masyarakat nantinya. []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com