Disdik Samarinda Dorong Budaya Literasi Kepada Anak Didik

SAMARINDA – ADA 226 satuan pendidikan yang berstatus negeri di Kota Samarinda dengan jumlah total anak didik mencapai 135 ribu siswa. Satuan pendidikan tersebut terdiri dari 12 Taman Kanak-Kanak (TK), 163 Sekolah Dasar (SD) dan 48 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ditambah dua Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) serta satu Pusat Layanan Disabilitas atau dahulu dikenal dengan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda Asli Nuryadin mengatakan, dengan jumlah satuan pendidikan tersebut, maka diperlukan kolaborasi tanggung jawab antara sesama pemangku kepentingan. Sehingga bisa terkondisikan sedemikian rupa bagaiman pendidikan di Kota Samarinda menjadi lebih baik untuk melahirkan generasi muda dengan kualitas unggul.

“Sekarang paradigma sekolah unggul sudah berubah, yaitu pertama adalah sekolah yang bisa merubah perilaku anak didik kita dari tidak baik menjadi baik dan dari baik menjadi lebih baik lagi,” ujar Asli Nuryadi saat memberikan sambutan di acara “Diskusi Buku : Perang di Samarinda, Sejarah Perjuangan Indonesia Merdeka di Ibu Kota Kalimantan Timur 1945-1949”, yang pelaksanaanya di Aula Perpustakaan Kota Samarinda, Jalan Kusuma Bangsa nomor 1 Samarinda, Rabu (4/10/2023).

Kemudian lanjutnya, adalah menumbuhkan budaya literasi pada anak didik. Hal ini kata dia, sudah menjadi agenda rutin Disdikbud Kota Samarinda mengedukasi secara terus menerus supaya bagaimana anak anak didik bisa semakin cinta membaca.

“Bahkan saat ini setiap jam ke 0 atau waktu akan memulai jam pelajaran, diwajibkan di setiap sekolah, di setiap tingkatan kelas untuk berdo’a dengan cara membaca dari kitab suci agama masing masing atau buku-buku referensi dan buku-buku yang bermanfaat,” jelasnya.

Di samping itu masih kata Asli Nuryadin, sejalan dengan metode membudayakan literasi kepada anak didik yang diperkenalkan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), pihaknya juga mendorong sekolah di Kota Tepian untuk menerapkan program membaca kepada peserta didik.

Dia mengungkapkan, ada enam aktivitas dalam menumbuhkan budaya literasi siswa. Pertama adalah aktivitas membaca nyaring atau read aloud. Kedua membaca mandiri atau membaca dalam hati. Dan ketiga, membaca secara bersama-sama.

“Siswa juga dilatih untuk bisa mendongeng cerita rakyat atau cerita anak anak, serta diperkenalkan dan dilatih untuk dapat menyanyikan lagu lagu nasional,” ujarnya.

Menurut dia, gerakan meningkatkan minat baca ini atau membudayakan literasi ini selaras dengan sistem pendidikan yang sedang digaungkan yaitu menciptakan profil pelajar Pancasila.

“Minat baca ditandai dengan timbulnya rasa puas dalam diri seseorang, partisipasi aktif dan tanpa dipaksa serta lebih menyukai kegiatan membaca jika dibandingkan dengan kegiatan yang lain. Mari kita ajak anak anak kita senang membaca tanpa harus dipaksa paksa,” sambung Asli Nuryadi mengakhiri sambutannya. []

Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com