KUTAI KARTANEGARA – Pemerintah Kelurahan Maluhu menjadi kelurahan percontohan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Hal ini dikarenakan pemerintah Kelurahan Maluhu di tahun 2023 ini mempunyai banyak perencanaan program. dan pada tahun ini akan terus direalisasikan, di antaranya di bidang seni budaya, pendidikan, sosial, lingkungan, hingga peduli disabilitas.
Lurah Maluhu, Tri Kuncoro menjelaskan, program-program tersebut telah memberikan dampak positif kepada warga Maluhu. Program pembangunan fisik maupun non-fisik sudah berjalan dengan baik pada tahun 2023.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Bupati Kukar Edi Damansyah atas dukungannya.
“Terima kasih karena mendukung banyak program seperti seni budaya, pertanian, hingga kesehatan,” jelasnya, Kamis (5/10/2023).
Dari program-program tersebut Lurah Tri mengatakan bahwa Maluhu menjadi kelurahan percontohan karena memiliki lingkungan yang bersih, asri, dan nyaman.
“Kami menjadi tolok ukur sebagai kelurahan percontohan dan untuk warga juga menjalin gotong royong. Semangat berkegiatan di sini sangat tinggi,” bebernya.
Sejumlah kegiatan di Maluhu pada tahun 2023 juga disebutnya mendapatkan banyak apresiasi dari Pemerintah Kecamatan Tenggarong dan Pemkab Kukar.
Tri menyebutkan, Maluhu memiliki ciri khas tersendiri di Kecamatan Tenggarong. Pasalnya, kelurahan tersebut merupakan wilayah yang dihuni oleh sebagian warga yang berprofesi sebagai petani.
“Selain pertanian juga kami ada kesenian budaya seperti gamelan dan wayang kulit. Kalau untuk pendidikan kita orientasi Pojok Baca di RT 4,” ungkapnya.
Dalam menjalankan program di Maluhu, Tri melakukan peninjauan langsung ke lapangan, pembinaan RT, dan kegiatan pelatihan.
“Kami membina sangat serius. Ada kendala di lapangan, saya terjun langsung. Seperti lomba kebersihan dari Kecamatan Tenggarong, kami harus menjaga budaya gotong royong, kelola bank sampah, hingga kerapian tata kelola taman,” terangnya.
Dalam rangka mewujudkan visi Maluhu yang ADEM (Aman, Damai, Enak, dan Mandiri), pemerintah kecamatan akan membangun inovasi di bidang pertanian dengan cara menanam tanaman obat keluarga.
“Taman toga kami lombakan di 17 Agustus tempo lalu dengan tujuan untuk mengoptimalkan cara bertani, memanfaatkan lahan kosong setiap RT, dan memandirikan warga,” jelasnya.
Penulis: Tusiman | Penyunting: Nursiah