Ketua Komisi III DPRD Samarinda Sarankan Pemkot Kembangkan Ekraf

PARLEMENTARIA SAMARINDA – KOTA Samarinda memiliki potensi dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif (Ekraf) guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Demikian hal itu dikemukakan Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Angkasa Jaya Djoerani kepada awak media di Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Kamis (12/10/2023).

Ia menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda setidaknya harus mengembangkan potensi Ekraf, sebab, sektor ini dinilai akan memberikan hasil yang cukup besar jika dapat dikembangkan oleh Pemkot Samarinda.

“Potensi itu harus dikembangkan supaya hasilnya juga dapat maksimal, ini adalah sektor yang penting untuk diseriusi,” ucapnya.

Saat ini Samarinda telah memiliki Sarung Tenun Samarinda yang sudah menjadi industri kerajinan tangan warga di sekitar Kampung Tenun, Samarinda Seberang. Sehingga sudah seharusnya ada upaya dari Pemkot Samarinda, agar kerajinan warga Samarinda itu perlu dikembangkan lebih serius.

Walaupun, Samarinda telah memiliki Sarung Tenun sebagai industri kerajinan tangan warga di sekitar Samarinda Seberang. Namun, sudah seharusnya ada upaya Pemkot Samarinda agar dapat mengembangkan potensi Ekraf. Terlebih jelang perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Harus ada dorongan dari Pemkot untuk memberikan para pengrajinnya edukasi. Jangan sampai hanya wacana-wacana saja,” bebernya.

Dia pun menyarankan agar Pemkot Samarinda bisa melihat bahwa produk sarung Samarinda, ada di pabrik yang ada di Tasikmalaya. Tentu hal ini terkesan mengejutkan, Padahal notabene kain tersebut merupakan kain tradisional Samarinda.

“Itulah kenapa kami di dewan mendorong, agar menerapkan industrialisasi pada salah satu produk khas Samarinda itu. Karena yang saya lihat Samarinda ini punya potensi, mendatangkan orang ahli teknologi, nanti orang kita yang melanjutkan tapi dibikin di kampungnya,” ujarnya.

Adapun data pengrajin di Samarinda yang masih menggunakan alat tradisional, masih sangat banyak. Produknya pun dijual lebih tinggi dari biasanya, sedangkan di Tasik Malaya, dijual secara miring.

“Produk dengan harga terjangkau itu yang lebih dicari. Dengan menggunakan sistem pabrikan dengan teknologi modern menurutnya akan membuatnya efisien. Tingkatkan, jadikan industri,” tutupnya. []

Penulis : Selamet | Penyunting : Budi Untoro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com