PARLEMENTARIA SAMARINDA – ANGGARAN Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Kota Samarinda tahun anggaran 2923 meningkat menjadi Rp4,7 triliun yang sebelumnya hanya Rp3,9 triliun. Hal ini ditanggapi Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Sani bin Husain.
Sebab, dari Rp4,7 trilun APBD-P Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda yang nantinya akan digunakan hingga akhir tahun alokasi terbesar penggunaan dana diproyeksikan untuk menggenjot pembangunan fisik, yakni sebesar 80 persen.
Walaupun, saat ini sudah terlihat pembangunan fisik di setiap wilayah Pemkot Samarinda, baik itu mulai dari proyek perbaikan jalan, pelebaran drainase, hingga revitalisasi pasar. Namun, perlu kiranya anggaran tersebut juga difokuskan pada peningkatan kualitas SDM.
Sani pun meminta untuk Pemkot Samarinda dapat melakukan revisi terhadap alokasi anggaran tersebut. Sebab, saat ini angka stunting di Kota Samarinda masih cukup tinggi.
“Ini paradox, APBD tinggi tapi angka stunting juga tinggi, harusnya kalau banyak uang kan enggak ada stunting,” ucap Sani sapaan karibnya ditemui awak media di Gedung DPRD Samarinda Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Jumat (13/10/2023).
Sani mengungkapkan, berdasarkan data, perumpamaannya ada 4 bayi yang lahir tapi 1 diantara 4 bayi tersebut terkena stunting alias kurang gizi. Hal inilah yang menjadi alasannya ia meminta Pemkot Samarinda untuk merevisi kembali rencana anggaran yang sudah ditetapkan.
Ia menilai pembangunan SDM itu sangat penting bagi setiap manusia untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas, menurutnya ini tak kalah penting dengan pembangunan fisik yang lagi digadang-gadang oleh Pemkot Samarinda.
“Bagaimana mau bangun SDM kalau banyak yang stunting, masa susu anak dikasih semen, mana bisa isi kepala kita dikasih semen,” tuturnya. []
Penulis : Selamet | Penyunting : Budi Untoro