KUTAI KARTANEGARA – DINAS Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru Dalam Menangani Anak Kebutuhan Khusus yang diselenggarakan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) bersama mitra pembangunan Penerbit Erlangga.
Kepala Bidang PAUD dan PNF Disdikbud Kukar Pujianto menyampaikan rasa bangga pada kegiatan worksop tersebut. Dia mengaku melihat antusias peserta yang sangat luar biasa untuk hadir dan mengikuti serangkaian kegiatan yang diselenggarakan di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Kamis (07/12/2023) itu.
“Peserta sangat luar biasa antusiasnya, meskipun mereka harus bayar. Tapi mereka sanggup untuk datang mengikuti kegiatan ini,” ucap Pujianto.
Workshop yang diselenggarakan oleh IGTKI Kukar tersebut mampu menghadirkan kurang lebih 200 peserta dari berbagai lintas jenjang pendidikan. Bahkan bukan guru saja yang menjadi peserta, ada pula wali murid dan peserta dari luar Tenggarong, seperti Muara Kaman dan Samarinda.
“Kegiatan ini kan penyelenggaranya dari IGTKI Kukar, tapi yang hadir bisa dari lintas jenjang dari SD, SMP, bahkan orang tua murid juga ada yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut,” ucapnya.
Selain itu, Pujianto mengatakan Disdikubud Kukar juga beberapa waktu lalu melakukan kegiatan yang serupa namun dengan jumlah peserta yang terbatas. Pertama kegiatan meningkatkan kompetensi guru. Kedua kegiatan bagaimana manajemen sekolahnya.
“Beberapa waktu lalu kita juga melakukan kegiatan bimbingan guru anak kebutuhan khusus, tapi peserta yang bisa kita tampung hanya sedikit dari maka itu banyak guru-guru yang terpanggil pada workshop ini,” ungkapnya.
Dia juga menyampaikan Dinas Pendidikan akan terus berupaya memenuhi sarana dan prasarana serta kompetensi guru pengajar untuk anak berkebutuhan khusus yang berada di sekolah formal. Serta menjamin anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dengan anak pada umumnya.
“Harapan kami adalah seluruh komponen dari sekolah, orang tua, dan masyarakat harus bersinergi dalam penanganan anak berkebutuhan khusus. Sehingga ke depannya mereka bisa mendapatkan stimulasi dan mendapatkan layanan yang lebih maksimal. Mereka pun bisa berkembang layak selayaknya anak-anak normal lainnya,” harap Pujianto. []
Penulis: Jemi Irlanda Haikal | Penyunting : Agus P Sarjono