TENGGARONG – BUPATI Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah meresmikan Lorong Pasar Ramadhan di area Masjid Agung Sultan Sulaiman Tenggarong, Selasa (12/03/2024) sore tadi. Ada 119 pedagang takjil dan aksesoris yang terlibat di pasar ramadhan tersebut.
Acara ditandai dengan pengguntingan pita di depan gerbang masuk halaman Masjid Agung Tenggarong itu diiringi dengan tabuhan hadrah sehingga menambah semarak acara ini. Hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Kukar H Sunggono, Forkopimda Kukar, Camat Tenggarong Sukono, para Lurah, tokoh agama, masyarakat dan sejumlah undangan lainnya.
Dalam sambutannya Edi menyebutkan, lorong pasar ramadhan ini merupakan gabungan dari dua titik lokasi pasar ramadhan pada tahun sebelumnya. Lokasi dimaksud adalah Jalan Panjaitan dan Jalan S. Parman.
“Walaupun kegiatan ini tahunan, tetapi selalu ada saja kritikan yang disampaikan kepada Pemkab Kukar bahwa aktivitas pasar ramadhan ini mengganggu arus kepentingan umum. Tetapi kami berupaya bagaimana agar aktivitas tahunan ini harus terfasilitasi dengan baik,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pada Bulan Ramadhan 1445 Hijriah bertepatan tahun 2024 ini, pengelola dari Masjid Agung SAMS telah mengambil alih semua aktivitas-aktivitas yang terkait dengan pasar ramadhan di Kecamatan Tenggarong untuk bisa disatukan di kawasan Masjid Agung.
“Tentunya kalau tidak ada kesepahaman kita bersama, apapun yang dilakukan oleh panitia, khususnya badan pelaksana tidak akan berjalan dengan baik. Sehingga saya sampaikan terima kasih kepada panitia, badan pelaksana, seluruh warga masyarakat, dan para pelaku usaha yang mau bekerja sama,” papar Edi Damansyah.
Bupati Kukar itu menjelaskan pula bahwa dasar dari adanya penetapan lokasi pasar ramadhan di Masjid Agung ini merupakan ide dari badan pelaksana yang menginginkan bahwa kawasan tersebut menjadi kawasan yang produktif dan bisa menjadi pusat pergerakan ekonomi rakyat dan ekonomi mikro.
Lebih lanjut Edi menyebutkan, adanya momentum ini tidak hanya dimanfaatkan pada bulan ramadhan saja, namun juga bisa dimanfaatkan pada momen-momen tertentu lainnya, bahkan setiap hari bisa terus termanfaatkan.
“Agar terus dimanfaatkan, kami juga memfasilitasi beberapa kios di kawasan Masjid Agung SAMS. Hal ini kami lakukan untuk mendorong lokasi ini terus menjadi tempat ibadah, pemersatu umat, tetapi juga mengoptimalkan fungsi pemberdayaan ekonomi masyarakat,” tutupnya. []
Penulis: Nistia Endah Juniar Prawita | Penyunting: Agus P Sarjono