PARLEMENTARIA SAMARINDA – KIOS Siap Jaga Harga Pasokan (Sigap) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang berlokasi di Pasar Segiri Samarinda menjadi penyeimbang harga bahan pokok penting (Bapokting) di momen bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah ini.
Kehadiran kios sebagai toko penyeimbang tersebut adalah bagian dari langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda agar masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang layak dan juga mengendalikan inflansi daerah.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Abdul Rohim mengapresiasi keberadaan Kios Sigap yang digagas Pemprov Kaltim dan bekerja sama dengan Pemkot Samarinda sebagai langkah yang positif.
“Kami apresiasi, cuman kan selalu dalam konsep perbaikan ada yang namanya upaya preventif dan ada yang namanya upaya kuratif,” ujar Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini di ruang kerjanya lantai 3 Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Kamis (21/03/2024).
Dijelaskan Rohim -sapaan akrabnya, Kios Sigap dibangun untuk melawan para spekulan yang kerap menaikan harga bapokting saat momen tertentu melebihi Harga Eceren Tertinggi (HET) sehingga masyarakat dirugikan.
“Kadang-kadang ada spekulan, yang memanfaatkan momentum kenaikan harga, kemudian memasang harga yang melebihi dari batas normal yang ada. Maka kios ini akan difungsikan untuk melakukan semacam operasi pasar. Jadi perannya, kurang lebih saja seperti dengan program operasi pasar atau pasar murah,” kata Rohim.
Dia memberikan contoh, ketika terjadi kebakaran maka akan segera dipadamkan. Kegiatan pemadaman api itu disebut sebagai upaya kuratif. Sementara upaya pencegahan kebakaran oleh pihak terkait disebut sebagai upaya preventif.
“Jadi seperti ada upaya memadamkan saat terjadi kebakaran, itu upaya kuratif dan ada upaya preventif itu yang dicegah. Tetapi mau sampai kapan upaya kuratif ini dijadikan sebagai solusi,” tuturnya.
Menurut dia, Kios Sigap yang dibuat itu merupakan upaya kuratif untuk menjaga harga tetap stabil. Sedangkan upaya preventif untuk menjaga ketersediaan itu perlu dipikirkan oleh Pemkot Samarinda.
“Masalah yang kita hadapi adalah masalah ketersediaan. Kios Sigap itu termasuk upaya kuratif. Kalau terjadi ya interfensi, itu kuratif namanya. Kami apresiasi, maka yang kami dorong sebenarnya Pemkot ini agar lebih banyak upaya preventif. Meski memang itu butuh desain dan skenario,” tutup Rohim. []
Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono