Indeks Ketimpangan Gender Kaltim Tunjukan Pertumbuhan Positif

SAMARINDA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni menyampaikan rilis Biro Pusat Statistik bahwa Indeks Ketimpangan Gender di Kaltim menunjukan angka pertumbuhan yang positif dan bagus.

Ini disampaikannya dalam acara Parade Gender Kaltim 2024 dan Pameran Lerekat Mama Kaltim 2024 gelaran Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PKP3A) Kaltim, di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Selasa (7/5/2024).

Sri Wahyuni menjelaskan, ada tiga aspek yang menentukan Indeks Ketimpangan Gender. Pertama, dilihat dari dimensi reproduksi kesehatan wanita menunjukan bahwa usia tertentu untuk melahirkan bayi, angka kematiannya sangat kecil atau semakin menurun.

“Artinya untuk dimensi kesehatan sudah menunjukan kondisi yang baik pada tahun 2023 dibanding tahun 2022. Artinya dari dimensi kesehatan, ada kesadaran, ada penguatan bagi kaum perempuan sehingga bisa menjaga reproduksi sehat dan melahirkan bayi yanh sehat,” tandasnya.

Kemudian aspek kedua lanjut dia, dari sisi pemberdayaan dengan mengukur ketimpangan. Bagaimana ketimpangan laki-laki dan perempuan dari dua aspek. Yang pertama, dari sisi yang lulus pendidikan SMA itu jumlahnya lebih banyak jika dibanding laki-laki, data tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.

“Dari sisi tenaga kerja. Tingkat partisipasi amgkatan kerja perempuan itu juga meningkat 1 persen dibanding tahun 2022. Sedangkan tingkat partisipasi angka kerja untuk laki-laki hanya meningkat 0,7 persen. Jadi yang perempuan lebih tinggi penyerapan tenaga kerjanya dibanding dengan laki-laki. Karena itu Indeks Ketimpangan Gender untuk Kaltim di posisi tahun 2023 ini dalam posisi membaik,” tuturnya.

 

Sri Wahyuni mengakui punya pekerjaan rumah terkait dengan keterwakilan perempuan dalam lembaga legislatif. Terjadi penurunan jumlah perempuang yang menjadi anggota legislatif pada Pemilu Februari 2024 kemarin, jumlah perempuan yang terpilih sejumlah 8 orang dari keseluruhan 55 orang anggota legislatif atau 14,5 persen. Sedangkan pada Pemilu 2019 sebanyak 11 terpilih dari 55 orang anggota legislatif atau 20 persen.

“Ini menjadi PR kita dalam indeks pemberdayaan perempuan dalam keterwakilan di bidang legislatif tingkat Provinsi Kaltim terjadi penurunan. Mudah-mudahan penurunan keterwakilan di dewan ini bisa ditutup dengan meningkatnya profesionalisme di sektor yang lain,” pungkas Sri Wahyuni. []

Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com