Wali Kota Jadi Pembicara di 10TH World Water Forum 2024, Ini Kata Anhar

PARLEMENTARIA SAMARINDA – WALI KOTA Samarinda Andi Harun menjadi pembicara pada World Water Forum Tahun 2024 yang diselenggarakan di Tanjung Benoa, Provinsi Bali.

Wali kota didaulat sebagai salah satu pembicara pada segmen “Local and Regional Authorities” membahas beberapa hal penting terkait pengelolaan dan tataguna air bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat.

Kesempatan yang diberikan kepada Wali Kota Andi Harun itu dinilai anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda Anhar SK sebagai kehormatan bagi masyarakat Samarinda.

Namun dia mengingatkan masih ada warga Samarinda yang belum dapat menikmati air bersih. Padahal daerah yang dijuluki Kota Tepian ini memiliki sumber air yang melimpah.

“Bicara di forum internasional menyampaikan tentang pengelolaan air, itu menjadi kebanggan tersendiri bagi kita. Tetapi kenyataannya di Samarinda ini masih banyak kecamatan dan kelurahan yang tidak teraliri air. Pada hal Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam,” ujar Anhar kepada awak media di Kantor DPRD Samarinda, Jumat (07/06/2024).

Dia mengungkapkan, ada sekitar 20 persen warga Samarinda belum memperoleh akses terhadap air bersih yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dia menunjuk wilayah Bukuan, Kecamatan Palaran, salah satu daerah yang belum dilayani PDAM.

“Masih banyak masyarakat yang tidak teraliri air. Contohnya daerah Bukuan, sampai sekarang belum masuk air PDAM, padahal wilayah itu masih masuk ke dalam ibu kota provinsi. Sebenarnya kalau mau berbicara di forum internasional, permasalahan itu harus dituntaskan dahulu,” tegas Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) ini.

Anhar menjelaskan, hingga saat ini kebutuhan air bersih warga di wilayah Bukuan masih dilayani pihak swasta. Sehingga harganya tidak sama. Selain itu, banyak pula masyarakat yang mengandalkan air tadah hujan.

Hal itu menurut dia merupakan ironi. Di mana Samarinda memiliki Sungai Mahakam sebagai bahan baku air bersih yang cukup melimpah. Tapi kenyataannya, akses terhadap air bersih yang juga merupakan hak asasi manusia, tidak sampai ke daerah pinggiran.

“Selama ini kebutuhan air warga Bukuan dikelola oleh swasta murni, oleh PT Lima Bersaudara. Padahal kita punya bahan baku yang melimpah, tetapi tidak sampai ke masyarakat dan masih banyak yang mengandalkan air tadah hujan,” tutup wakil rakyat dari daerah pemilihan Kecamatan Palaran, Samarinda Seberang dan Loa Janan Ilir ini. []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com