SAMARINDA – PENINGKATAN aktivitas ekonomi terutama didorong oleh kegiatan masif pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) memicu inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal itu pula kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, yang membuat kondisi inflasi di Kaltim saat ini menempati posisi kedua tertinggi di tanah air. Menurutnya kondisi ini menjadi atensi dan warning bagi Pemprov Kaltim bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kabupaten dan kota.
“Beberapa waktu yang lalu kami sudah melalukan rapat terkait upaya upaya yang bisa dilakukan untuk menekan inflasi menjelang nataru ini. Kami bisa menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk melaksanakan intervensi dalam bentuk operasi pasar,” jelas Sri Wahyuni usai persiapan operasi pasar di Ruang Tepian II Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Selasa (19/12/2023).
Dia berharap, pelaksanaan operasi pasar bisa menjadi salah satu upaya yang dapat menekan laju inflasi.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindag KUKM) Provinsi Kaltim Heni Purwaningsih menyampaikan ada beberapa komoditi penyumbang inflasi terbesar di Kaltim yaitu beras, minyak kemudian gula dan komoditi peternakan seperti daging ayam serta di komoditi holtikultura cabai.
Langkah untuk mengatasinya Pemprov Kaltim menyediakan tujuh komoditi yang diharapkan dapat menekan laju inflasi yaitu beras, gula , minyak, daging ayam, daging sapi, telur dan cabai untuk dilakukan operasi pasar.
“Nanti kita gencarkan lagi operasi pasar ini sehingga harganya bisa turun” lanjut Heni.
Selain itu kata Heni dengan mulai datangnya musim hujan diharapkan para petani sudah mulai kembali menanam komoditi seperti sayuran dan tanaman jenis holtikultira lainnya.
Dia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat agar bijaklah berbelanja karena pemerintah selalu melakukan upaya upaya menyediakan barang kebutuhan masyarakat dalam jumlah yang cukup, dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.
“Sehingga masyarakat tidak perlu panik sehingga melakukan aksi borong belanja seperti itu. Jadi kita pastikan pemerintah sudah secara masif melakukan upaya upaya dalam menjaga stabilitas dan ketersediaan barang kebutuhan pokok untuk masyarakat kita sehingga sekali lagi saya menghimbau bijaklah berbelanja, berbelanjalan seperlunya sesuai dengan kebutuhan bukan sesuai dengan kemauan,” tutup Heni. []
Penulis : Himawan Yokominarno | Penyunting : Agus P Sarjono