Latihan militer gabungan pertama di Laut China Selatan (Ilustrasi) -Foto : Istimewa-

ASEAN Bakal Gelar Latihan Militer Gabungan Pertama di Laut China Selatan

Latihan militer gabungan pertama di Laut China Selatan (Ilustrasi) -Foto : Istimewa-

 

INTERNASIONAL – Negara-negara kawasan Asia Tenggara sepakat untuk menggelar latihan militer gabungan pertama di Laut China Selatan. Latihan gabungan ini dilakukan saat ketegangan semakin meningkat terhadap agresivitas China yang meluas di kawasan tersebut.

Latihan militer ini dikonfirmasi oleh Panglima TNI Yudo Margono setelah melakukan pertemuan dengan para kepala pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Bali seperti dilaporkan kantor berita Antara dan dilansir AFP, Jumat (9/6/2023).

“Kami akan mengadakan latihan militer bersama di Laut Natuna Utara,” kata Yudo.

Latihan militer gabungan itu akan digelar pada September mendatang dan melibatkan 10 negara anggota ASEAN, serta anggota pemantau Timor-Leste.

Itu berarti juga akan mencakup Myanmar yang kini dikuasai junta militer, di mana militer menggulingkan seorang pemimpin sipil dan melakukan penindakan berdarah terhadap setiap perbedaan pendapat yang memicu sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (7/6/2023). -Foto: Antara-

Lebih lanjut disebutkan Yudo bahwa latihan gabungan itu akan fokus pada keamanan dan penyelamatan maritim, dan tidak melibatkan operasi tempur. “Ini soal sentralitas ASEAN,” sebutnya.

Negara-negara anggota ASEAN pernah menggelar latihan Angkatan Laut dengan AS sebelumnya, namun belum pernah menggelar latihan militer sebagai satu kesatuan blok.

Sebelumnya, Washington telah meminta Beijing untuk menghentikan perilaku “provokatif” di wilayah perairan yang disengketakan tersebut setelah terjadi tabrakan nyaris dengan kapal Filipina dan manuver berbahaya yang dilakukan oleh pilot pesawat tempur China di dekat pesawat pengintai Amerika.

Kapal-kapal China juga kadang-kadang mengganggu perairan Natuna Utara yang diklaim oleh Indonesia di mana latihan akan berlangsung, yang memicu protes di Jakarta. China mengatakan bahwa sebagian besar Laut China Selatan adalah wilayahnya meskipun ada klaim dari negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Vietnam, Filipina dan Malaysia.

Kapal-kapal Beijing telah berpatroli di wilayah tersebut dan ketika berhadapan dengan kapal-kapal Indonesia, mereka menggunakan apa yang disebut sebagai “sembilan garis putus-putus” –sebuah wilayah yang diklaim China namun diperebutkan oleh negara-negara tetangganya– untuk menjustifikasi klaim historis mereka atas wilayah tersebut.

Pada pertemuan puncak bulan lalu, para pemimpin ASEAN membahas “insiden serius” di Laut China Selatan dan negosiasi yang sedang berlangsung untuk kode etik yang bertujuan untuk mengurangi risiko konflik di sana.

Namun para pengkritik menilai prinsip konsensus dan non-intervensi ASEAN telah melumpuhkan kemampuan blok Asia Tenggara itu untuk mengambil tindakan.

ASEAN akan menggelar pertemuan puncak berikutnya di Jakarta pada September mendatang. []

Penulis / Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com