PARLEMENTARIA KALTIM – Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listyono berjanji akan menjadwalkan pertemuan antara Komisi II dengan PT Pertamina Persero, Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang terutama bergerak di bidang minyak dan gas. Pertemuan itu, kata Tyo–sapaan akrabnya–dalam rangka mengawal ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pernyataan Tyo itu disampaikannya saat diwawancara para pewarta usai menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop-UKM) Provinsi Kaltim, di Ruang Rapat DPRD, Gedung E, Lantai 1, Jumat (03/11/2023) kemarin. Atensi itu diberikan Tyo lantaran menjelang akhir tahun, ketersediaan BBM di Stasiun Pengisian Bahar Bakar Umum (SPBU) cenderung langka, harga eceran di luar SPBU menjadi naik.
“Para pelaku usaha di sektor tersebut sering kali memanfaatkan perayaan hari-hari besar demi memperoleh keuntungan berlipat dengan menimbun dan menaikkan harga,” kata wakil rakyat kelahiran Madiun, 29 September 1980 dari daerah pemilihan Kota Samarinda.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini menjelaskan, Komisi II nanti akan berkunjung dan menemui pihak Pertamina membahas terkait keamanan pasokan BBM. “Kami menjadwalkan ke Pertamina memastikan ketersediaan BBM di Kaltim aman. Akhir tahun khawatir ada yang hilang barangnya. Dijadwalkan satu dua minggu ke depan,” terang Tyo.
Sebagai informasi, harga BBM per 1 Oktober 2023 di Kalimantan Timur seperti Pertamax Rp14.300 per liter dan Pertamax Turbo Rp16.950 per liter. Untuk Pertamina DEX Rp 18.250 per liter dan Dexlite Rp17.550 per liter. Untuk BBM subsidi tidak mengalami perubahan, di mana Pertalite Rp10.000 dan Bio Solar Rp6.800 per liter. Tyo berharap, koordinasi yang baik antara Komisi II DPRD Provinsi Kaltim bersama Pertamina dapat menciptakan kestabilan harga BBM dan keamanan stok hingga peralihan tahun ini. []
Penulis: Selamat | Penyunting: Hadi Purnomo