Hetifah Sjaifudin: 1000 HPK Merupakan Masa Keemasan

DISPORA KALTIM – Indonesia masih dihadapkan pada beban masalah gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting, wasting (gizi kurang dan gizi buruk), obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro. Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak, yang penyebab utamanya dikarenakan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Masalah gizi disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya pola makan dengan gizi tidak seimbang, sulitnya akses ke pelayanan kesehatan, serta taraf pendidikan dan ekonomi yang rendah.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan Tahun 2022, prevalensi balita wasting sebesar 7,7 persen dan balita stunting 21,6 persen. Sementara target yang ingin dicapai adalah 14 persen pada 2024.

Ini menandakan angka stunting dinilai masih cukup tinggi. Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi program bersama, untuk bisa mendapatkan prevalensi yang diharapkan di tahun 2024 mendatang.

Untuk dapat mencapai angka prevalensi stunting sebesar 14 persen tersebut, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat bersama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Hetifah Sjaifudian melaksanakan kegiatan yang bertemakan Pencegahan Stunting Dari Hulu Bersama Mitra Kerja.

Dalam acara yang dilaksanakan di Aula PSBB Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Samarinda, Jalan Harmonika, Samarinda, Jumat (24/11/2023), Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifuddin mengatakan upaya bersama mengatasi persoalan stunting dimulai dari unit terkecil dalam masyarakat, yakni keluarga.

Menurut dia, keluarga menjadi aktor kunci dalam mengatasi sebab-sebab stunting, sebab keluarga memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan pengasuhan anak secara layak, termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan.

“Kita sebagai orang tua tidak boleh lengah, karena seribu hari pertama seorang anak, merupakan masa “Golden Age”. Yang artinya, itu merupakan masa pertumbuhan krusial bagi otak anak-anak kita. Karena selain berdampak pada kesehatan, hal itu juga akan berdampak pada pertumbuhan, serta kemampuan mereka ketika mengenyam pendidikan nanti,” paparnya.

“Maka dari itu, mari kita pastikan bersama, agar anak-anak kita dapat tumbuh kembang dengan sehat, serta terhindar dari stunting. Karena apa yang saat ini kita persiapkan, merupakan masa depan Kalimantan Timur dan masa depan Indonesia yang lebih hebat,” katanya lagi.

Hetifah juga mengungkapkan, Kota Samarinda sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) saat ini sudah menjadi bagian dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Karenanya, Samarinda memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan sosial di Indonesia Timur.

“Kalau bicara Jakarta, itu adalah Indonesia masa kini. Tapi kalau kita bicara Kaltim, Kaltim adalah Indonesia masa depan. Jadi apa yang terjadi di Samarinda, hebatnya Samarinda, berarti hebatnya Kaltim, berarti hebatnya Indonesia,” katanya.

Dia juga mengapresiasi kerja keras pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dan semua pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan stunting di Kaltim.

“Peran kader-kader Posyandu hingga BKKBN sangat penting untuk memastikan bahwa pembaruan pengetahuan itu juga menjadi satu kebiasaan,” katanya.

Hetifah mengingatkan stunting bukan hanya masalah fisik, tetapi juga mental. Dia mengatakan anak-anak yang stunting tidak hanya mengalami gangguan pertumbuhan, tetapi juga keterbatasan dalam hal kreativitas, produktivitas, dan daya saing.

“Kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendukung program-program pencegahan stunting ke daerah, terkhusus Kaltim,” ujarnya.

Hetifah menyebutkan kolaborasi lembaga legislatif pusat dengan pemerintah daerah amat penting dipererat guna memastikan kelangsungan program pembangunan daerah, salah satunya kebutuhan dasar di sektor kesehatan.

“Kita harus melakukannya bukan sendiri-sendiri, tapi harus dilakukan secara bersama-sama karena apa yang dipersiapkan adalah masa depan Kalimantan Timur dan masa depan Indonesia,” ujar Hetifah lagi. []

Penulis: Rangga Satria | Penyunting : Agus P Sarjono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com