220 KK di Nunukan Segera Direlokasi Atasi Banjir Tahunan

NUNUKAN – Sebanyak 220 kepala keluarga (KK) di Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, akan direlokasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan. Langkah ini diambil sebagai solusi jangka panjang mengatasi banjir tahunan yang kerap melanda wilayah tersebut, khususnya di RT 6 dan RT 7 yang berlokasi di bantaran Sungai Sembakung.

Kepala BPBD Nunukan, Arief Budiman, menjelaskan bahwa proposal relokasi telah diajukan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). “Kami sedang melengkapi dokumen administrasi, termasuk sertifikasi lahan yang saat ini diproses di Badan Pertanahan Nasional (BPN),” ujar Arief, Kamis (24/04/2025).

Lahan seluas lebih dari 2 hektare di Desa Atap telah disiapkan untuk relokasi. Menariknya, lahan tersebut merupakan hibah dari warga setempat yang awalnya menolak relokasi, tetapi kini justru meminta dipindahkan. “Dulu warga menolak keras, tapi sekarang mereka yang minta direlokasi asalkan masih di desa mereka. Ini perkembangan positif,” kata Arief.

Relokasi ini tidak hanya sekadar memindahkan warga, tetapi juga melibatkan pembangunan 220 unit rumah beserta infrastruktur pendukung oleh pemerintah pusat. Pemerintah Kabupaten Nunukan pun telah menyiapkan proses penimbunan dan pematangan lahan agar lokasi baru layak huni. “Bantuan pusat langsung dalam bentuk rumah. Tinggal kami lengkapi dokumen dan kirim ke pusat. Semoga tahun ini bisa direalisasikan,” tambah Arief.

Jika semua berjalan sesuai rencana, ratusan keluarga di Desa Atap akan segera meninggalkan wilayah rawan banjir dan memulai kehidupan baru yang lebih aman. Banjir di daerah ini bisa terjadi hingga enam kali dalam setahun, mengakibatkan kerugian materiil dan mengganggu aktivitas warga.

Relokasi ini menjadi harapan baru bagi warga untuk terlepas dari siklus bencana yang telah berlangsung bertahun-tahun. “Kami berkomitmen memastikan proses ini berjalan lancar demi kesejahteraan warga,” pungkas Arief.

Selain pembangunan rumah, pemerintah juga akan menyediakan akses air bersih, listrik, dan fasilitas umum seperti sekolah dan puskesmas. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal adaptasi warga di lingkungan baru. BPBD Nunukan berencana mengadakan pendampingan sosial untuk memastikan transisi berjalan mulus.

Warga Desa Atap menyambut baik rencana ini. “Kami lelah selalu waswas saat musim hujan. Dengan relokasi, kami bisa hidup lebih tenang,” kata salah seorang warga, Suryadi (45).

Dengan realisasi program ini, Nunukan diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang menghadapi masalah serupa. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan upaya penanggulangan bencana berbasis relokasi. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com