TARAKAN – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tarakan mencatat jumlah anak putus sekolah di wilayah tersebut mencapai lebih dari 4.000 orang. Data tersebut didominasi oleh anak-anak yang tidak menamatkan Sekolah Dasar (SD) maupun tidak melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Disdik Tarakan, Tamrin Toha, mengungkapkan bahwa temuan ini berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah kelurahan. Ia menjelaskan bahwa angka awal yang tercatat berasal dari dashboard pendataan daring.
“Data itu perlu kita validasi kembali karena kan ada yang sudah keluar atau ada yang sudah masuk pesantren dan itu tidak masuk di Dapodik sehingga itu diverifikasi di lapangan dan berkurang,” kata Tamrin saat ditemui pada Sabtu (12/04/2025).
Hasil verifikasi menunjukkan bahwa dari total 4.000-an anak, sekitar 1.300 di antaranya tercatat sebagai anak putus sekolah dari jenjang SD dan SMP. Sementara sisanya merupakan anak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) serta penyandang disabilitas yang belum tertampung di lembaga pendidikan khusus.
Tamrin mengakui bahwa mengajak anak-anak yang sudah keluar dari sistem pendidikan formal untuk kembali ke sekolah bukan perkara mudah. Faktor ekonomi menjadi alasan yang paling dominan, terutama bagi keluarga kurang mampu.
“Yang sebelumnya ini memang kendala di anak putus sekolah meskipun kita lanjutkan kembali sekolah selalu menjadi alasan itu faktor ekonominya. Jadi mudah-mudahan dengan adanya sekolah rakyat bisa jadi solusi bagi mereka,” ujarnya.
Sekolah rakyat yang dimaksud merupakan program pendidikan alternatif berbasis asrama, yang dirancang untuk menampung anak-anak dari keluarga prasejahtera tanpa biaya tambahan. Harapannya, program ini dapat membantu memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kendala lain, menurut Tamrin, adalah minimnya keberadaan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Tarakan. Lokasi SLB yang relatif jauh dari pusat kota menyulitkan penyandang disabilitas untuk mengikuti pendidikan secara optimal.
Lebih lanjut, Disdik Tarakan merencanakan langkah konkret untuk mendata ulang anak-anak yang belum bersekolah pada tahun ini. “Tahun ini kita akan aksi lagi supaya anak-anak yang tidak bersekolah atau putus sekolah bisa melanjutkan pendidikan, walaupun tidak formal,” tutupnya. []
Redaksi03