SAMARINDA – KASUS rabies akibat gigitan hewan merebak di Kota Samarinda. Tercatat pada medio Januari hingga Juli 2023 ditemukan 168 orang di Kota Tepian terkena gigitan hewan yang diduga positif rabies. Meski demikian, peristiwa itu tidak sampai mengakibatkan korban gigitan meninggal dunia.
Tingginya kasus gigitan hewan diduga terjangkit rabies membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda berupaya menambah lokasi rabies center di beberapa puskesmas.
Sub Koordinator Seksi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), dr. Dian Margi Utami mengungkapkan pihaknya akan berdiskusi lebih lanjut terkait usulan penambahan Rabies Centre yang ada di puskesmas-puskesmas di Kota Samarinda.
“Kami sedang berfikir untuk menambah rabies centre di Kota Samarinda,” ucapnya kepada awak media, Kamis (06/07/2023).
Dian Margi menjelaskan, jika melihat daerah rawan kasus gigitan hewan diduga rabies, maka Loa Bakung dan Samarinda Seberang merupakan daerah dengan kasus tertinggi. Dua wilayah itu juga yang menjadi sasaran Dinkes Samarinda untuk menambah Rabies Center.
“Bisa jadi nanti ada penambahan rabies centre di sana. Namun, ini masih kemungkinan,” katanya.
Dian Margi mengungkapkan, salah satu kendala penanganan kasus rabies adalah ketersediaan vaksin rabies yang masih terbatas. Bahkan saat berita ini dilansir, dia mengatakan hanya tersisa 60 stok vaksi yang ada di Puskesmas Trauma Center, Puskesmas Segiri, Puskesmas Palaran dan Puskesmas Lempake.
Meski demikian, Dian menerangkan Dinkes Samarinda terus berupaya memaksimalkan ketersedian stok vaksin rabies. “Tujuannya untuk memudahkan masyarakat, dalam mencari stok vaksin rabies setelah terjadi gigitan,” jelasnya.
Warga Samarinda kata dia, bisa mendapatkan stok vaksin rabies di dua tempat berbeda. Yakni rumah sakit maupun puskesmas. Namun untuk vaksin di rumah sakit tidak gratis, melainkan berbayar. Karena penyedianya pihak rumah sakit. Sedangkan vaksin rabies di puskesmas masih gratis.
Namun pendistribusian vaksin kepada masyarakat umum sebagai upaya pencegahan rabies, belum bisa dilakukan. Karena, stok vaksin yang masih terbatas. Saat ini, pemberian vaksin rabies hanya diberikan pada masyarakat yang telah tergigit hewan rabies. Tidak diberlakukan sebagai bentuk pencegahan antisipasi rabies pada masyarakat.
Terlebih vaksinasi tidak hanya dilakukan sekali, melainkan harus diberikan secara bertahap dan menelan biaya yang tidak sedikit. “Jadi vaksin antirabies itu diberikan tiga kali dalam jangka waktu tertentu. Harga satu kali vaksin kurang lebih Rp 500 ribu,” sebut Dian Margi Utami. []
Penulis : Hernanda
Penyunting : Hadi Purnomo