YOGYAKARTA – SEKRETARIS Daerah (Sekda) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Tohar menghadiri kegiatan Upstream Oil And Gas Executive Meeting Wilayah Kalimantan dan Sulawesi (Kalsul) Tahun 2024 bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan Kepala Daerah serta Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Kalsul.
Kegiatan yang digelar di Yogyakarta Marriott Hotel, Rabu (3/12/2024) itu diprakarsai langsung SKK Migas perwakilan Kalsul dan mengangkat tema “Sinergi Pemerintah dan Pelaku Sektor Hulu Migas untuk Mendukung Kebijakan Swasembada Pangan dan Energi”. Selain Sekda PPU, acara ini juga dihadiri perwakilan dari Pemprov Kalimantan Timur (Kaltim), Pemkot Samarinda, Pemkab Kutai Kartanegara, Pemkot Balikpapan, Pemkab Kutai Timur (Kutim) dan Pemkab Paser.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyelaraskan visi dan misi SKK Migas dengan Pemerintah Daerah penghasil migas di wilayah Kalsul. Selain itu dalam rangka memberikan update informasi kepada Kepala Daerah mengenai pengelolaan kegiatan usaha hulu migas di wilayah Kalsul serta memberikan gambaran umum kepada Pemda terkait pembangunan Industri Hulu Migas dan peluangnya di wilayah terkait.
“Industri hulu migas tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari Pemerintah Daerah. Keberadaan industry hulu migas turut berperan dalam mendukung pembangunan daerah berkelanjutan. Artinya sinergi haruslah berjalan dengan harmonis,” kata Direktur Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Kementerian PPN/Bappenas, Nizhar Marizi saat menjadi Pembicara dalam kegiatan ini.
Salah satunya, kata dia, pemerintah daerah tentunya berperan dalam mengundang ataupun menghadirkan investor di daerah. Dengan terjaminnya keberadaan pasokan energy tentunya membawa daya tarik terhadap investor dalam membuka lahan industry di wilayah penghasil migas tersebut.
Saat ini sambung dia, pemanfaatan Gas di wilayah Kalsul didominasi pada pemenuhan kebutuhan domestic dalam hal Pemenuhan kebutuhan pabrik pupuk, petrokimia, kelistrikan serta jaringan gas rumah tangga.
Termasuk proyek RDMP Kilang Pertamina Balikpapan yang turut menyerap produksi Gas dari wilayah Kalsul. Ditambahlagi peluang gas sebagai energi dalam pembangunan dan pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Gas Bumi sebagai komoditi memiliki nilai sangat strategis. Gas bumi juga mendukung ketahanan energi, mendukung pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi dan penguatan industry dalam negeri mendukung pengembangan energi terbarukan dan transisi energi serta sebagai sumber penerimaan negara,” bebernya.
Menurutnya, potensi gas di wilayah Kalsul masih sangat berpotensial, hal ini dilihat dari potensi WK Eksplorasi yang berasal WK East Ganal yang memiliki pasokan hingga 152 MMSCFD yang targetnya akan onstream pada 2028, serta WK Nort Ganal dengan pasokan 363 MMSCFD yang ditargetkan akan onstream pada 2029.
“Belum lagi pengembangan proyek laut dalam IDD yang diharapkan memiliki potensi cadangan yang cukup baik ke depannya,” ujarnya.
Seperti diketahui, kegiatan Executive Meeting ini merupakan agenda rutin tahunan yang dilaksanakan SKK Migas bersama KKKS Kalsul. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan yang ada kaitannya dengan hulu migas serta mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah terhadap kelancaran Industri hulu migas serta menjadi triger untuk sinergi yang lebih baik lagi. []
Penulis: Subur Priono | Penyunting: Agus P Sarjono