Inflasi Kalimantan Barat Terkendali, Tiga Kelompok Komoditas Jadi Pendorong Utama

SINGKAWANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Singkawang, Kalimantan Barat, mencatat ada tiga kelompok komoditas yang menjadi pendorong utama inflasi tahunan baik di Kalimantan Barat maupun di Kota Singkawang, yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Hal ini terungkap dalam data inflasi yang dikeluarkan oleh BPS Kota Singkawang pada Senin (13/01/2025).

Kepala BPS Kota Singkawang, Yanuar Lestariadi, menjelaskan bahwa hingga minggu pertama tahun 2025, terdapat peningkatan harga 20 bahan pangan di Kalimantan Barat sebesar 2,23 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2024.

“Tiga komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap peningkatan harga ini adalah daging ayam ras, cabai merah, dan cabai rawit,” ungkapnya.

Daging ayam ras tercatat memberikan andil sebesar 0,713 persen, cabai merah 0,500 persen, dan cabai rawit sebesar 0,473 persen.

Yanuar menambahkan bahwa pada tahun 2024, inflasi tahunan atau Indeks Harga Pokok (IPH) tertinggi tercatat di Kabupaten Sambas pada bulan Maret yang mencapai 4,362 persen. Sebaliknya, inflasi terendah terjadi di Kabupaten Mempawah pada bulan Mei, dengan penurunan sebesar -6,570 persen.

Meskipun inflasi mengalami beberapa fluktuasi, Yanuar menegaskan bahwa secara keseluruhan inflasi di Kalimantan Barat dan wilayah Singbebaswah, yang mencakup Singkawang, Bengkayang, Sambas, dan Mempawah, tetap terkendali.

Inflasi year-to-year di Singkawang tercatat sebesar 1,57 persen, yang juga sama dengan angka inflasi nasional dan menjadikan Singkawang sebagai daerah dengan inflasi terendah di Kalimantan Barat.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Anggini Sari, memperkirakan bahwa komoditas seperti aneka cabai, daging ayam ras, dan telur ayam ras akan berpotensi menyumbangkan inflasi pada bulan Januari 2025.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa wilayah Singbebaswah, yang merupakan salah satu lumbung padi dan pusat produksi cabai di Kalimantan Barat, diperkirakan akan mengalami peningkatan harga di komoditas daging ayam ras dan cabai merah.

Anggini berharap agar komoditas-komoditas tersebut dapat mendapatkan perhatian lebih menjelang sejumlah perayaan besar seperti Imlek, Ramadan, dan Hari Raya Idul Fitri.

Ia juga menekankan pentingnya program inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kestabilan pasokan pangan di wilayah tersebut.

“Program operasi pasar yang telah dijalankan pada tahun 2024 diharapkan dapat meningkatkan produksi pada tahun 2025 dan seterusnya,” kata Anggini.

Selain itu, ia menyarankan penguatan KAD (Ketersediaan dan Distribusi) serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pangan di Singbebaswah, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur distribusi, penyerapan surplus produksi, serta permodalan untuk menjaga ketahanan pangan.

Pentingnya pembentukan BUMD pangan di wilayah tersebut juga disoroti Anggini, agar dapat bekerja sama dengan mitra untuk memperlancar pemasaran produk dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat lokal. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com