Lebih Fleksibel, Penumpang Damri KTT-Malinau Bisa Naik dan Turun di Desa Sepanjang Rute

TANA TIDUNG – Trayek perintis bus Damri yang menghubungkan Tana Tidung dengan Malinau telah dibuka, dan menariknya, penumpang tidak hanya dapat naik dan turun di dua titik akhir rute, tetapi juga di desa-desa yang dilalui oleh bus Damri sepanjang perjalanan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tana Tidung, Arief Prasetiawan, Selasa (14/01/2025).

Arief menjelaskan bahwa meskipun trayek utama bus Damri menghubungkan Tana Tidung dengan Malinau, masyarakat yang berada di sepanjang jalur tersebut tetap dapat memanfaatkan layanan bus untuk naik atau turun di desa-desa yang dilalui.

“Yang menjadi penekanan kami adalah masyarakat tidak hanya boleh ikut sampai tujuan akhir dan awal. Selama jalur tersebut dilalui oleh bus Damri, mereka bisa ikut naik dan turun di sepanjang jalan itu,” ujar Arief.

Rute bus Damri ini berangkat dua kali dalam sehari, dengan keberangkatan pertama pada pukul 08.00 WITA dan keberangkatan kedua pada pukul 14.30 WITA.

Satu hari, bus Damri akan menjalankan dua trip pulang pergi (PP) dari Tideng Pale ke Malinau, dan sebaliknya.

“Kami jadwalkan bus Damri dua kali perjalanan setiap hari. Pagi dan siang, masing-masing jam 8 dan 14.30,” kata Arief.

Mengingat belum adanya halte bus di desa-desa yang dilalui, pihak Dishub Tana Tidung telah berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk menyediakan titik-titik kumpul sementara bagi calon penumpang.

“Untuk tahap awal memang belum ada halte, namun kami telah berkomunikasi dengan pihak desa untuk menyediakan tempat tunggu sebelum pembangunan halte dilakukan,” jelas Arief.

Hal ini bertujuan untuk memastikan penumpang dapat menunggu bus di lokasi yang telah ditentukan dengan aman.

Arief juga menjelaskan bahwa bus Damri ini melayani berbagai desa yang dilalui sepanjang rute, termasuk Desa Gunawan, Kapuak, Rian Belayan Ari, dan Sesuai.

Masyarakat yang tinggal di desa-desa tersebut kini dapat memanfaatkan layanan bus Damri ini untuk naik atau turun di titik yang sudah disepakati.

“Penumpang yang naik atau turun di desa-desa ini bisa menunggu di tempat yang telah ditentukan,” katanya.

Dengan adanya trayek perintis Damri ini, Arief berharap dapat meningkatkan perekonomian di Kabupaten Tana Tidung, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan. Mereka kini dapat lebih mudah berbelanja di ibu kota Kabupaten Tana Tidung tanpa harus pergi jauh ke Malinau.

“Harapan kami, trayek Damri ini tidak hanya mendukung konektivitas tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya, warga dari Belayan Ari bisa lebih mudah berbelanja di Tideng Pale, tanpa perlu ke Malinau,” tambahnya.

Untuk tarif, penumpang yang naik hingga tujuan akhir, yaitu Malinau, akan dikenakan tarif Rp 40 ribu per orang. Sementara untuk penumpang yang naik atau turun di desa-desa sepanjang rute, tarifnya lebih murah, tergantung pada jarak tempuh.

“Tarif untuk penumpang yang turun lebih awal, seperti di Kapuak, berkisar antara Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu, disesuaikan dengan jarak,” tutupnya.

Dengan adanya trayek Damri ini, diharapkan konektivitas antarwilayah di Kabupaten Tana Tidung semakin meningkat, mempermudah mobilitas masyarakat, dan berkontribusi pada peningkatan ekonomi setempat. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com