NUNUKAN – Meskipun sempat mengalami penurunan, luapan air sungai di Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, kembali menggenangi pemukiman warga. Debit air sungai yang terpantau naik pada Selasa (14/01/2025) kemarin membuat situasi semakin sulit.
Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengungkapkan pada Rabu (15/01/2025) bahwa air masih merendam sejumlah pemukiman warga di wilayah tersebut.
Menurut Oktavianus, hujan deras yang terus mengguyur wilayah Krayan Selatan menyebabkan air sungai sulit surut. Kondisi cuaca yang kerap mendung membuat proses penurunan air semakin terhambat.
“Karena wilayah Krayan saat ini masih terjadi hujan deras, maka airnya pun sulit turun. Apalagi cuacanya yang cenderung mendung,” jelasnya.
Akibat banjir ini, terdapat tujuh desa yang berada di hilir pusat kecamatan yang terdampak cukup parah. Bahkan, warga setempat mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses terhadap kebutuhan pokok, seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar minyak (BBM).
Oktavianus juga mengungkapkan bahwa aktivitas belajar mengajar di tingkat SMA di Krayan Selatan terpaksa dihentikan sementara. Hal ini dikarenakan akses keluar-masuk Krayan Selatan yang saat ini sangat sulit dan membahayakan bagi para pelajar.
“Karena kondisi jalur yang sulit dilalui, kami memutuskan untuk meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar di SMA. Hal ini untuk menghindari risiko yang lebih besar bagi para pelajar,” ungkap Oktavianus.
Pihaknya telah melaporkan situasi ini ke pemerintah Kabupaten Nunukan dan juga mengadakan rapat koordinasi mengenai langkah-langkah penanganan di tingkat desa dan kecamatan.
Rapat ini melibatkan berbagai pihak terkait, seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, dinas kesehatan, kepala desa, serta tokoh masyarakat setempat.
Lebih lanjut, koordinasi juga dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Utara (Kaltara) untuk bantuan alat berat guna menangani jembatan yang putus.
Perusahaan yang bertanggung jawab atas pemeliharaan jalan di wilayah tersebut juga akan dilibatkan dalam penanganan kerusakan infrastruktur.
Oktavianus menambahkan, masyarakat setempat juga telah bergotong royong untuk membantu proses penanganan bencana ini. Saat ini, tim di lapangan masih melakukan pendataan kerugian yang dialami masyarakat akibat banjir.
Banyak fasilitas umum yang terendam, serta hasil panen masyarakat yang terancam rusak.
Meskipun alat berat untuk perbaikan jembatan telah disiapkan, namun pekerjaan baru dapat dilakukan setelah kondisi air benar-benar surut.
“Kami sudah menyiapkan alat berat untuk memperbaiki jembatan yang putus. Namun, kami tidak bisa langsung melakukannya karena jika air masih tinggi, pekerjaan tersebut justru akan sia-sia,” kata Oktavianus.
Upaya penanganan bencana ini masih berlangsung, dan pihak kecamatan, desa, serta masyarakat setempat bekerja sama untuk meminimalkan dampak banjir serta mempercepat pemulihan kondisi wilayah Krayan Selatan. []
Redaksi03