SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, menyoroti pertumbuhan ekonomi Kaltim yang dinilai belum optimal. Dalam sambutannya pada acara Serah Terima Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim di Gedung Olah Bebaya, Komplek Rumah Jabatan Gubernur, Jalan Gajah Mada, Samarinda, Jumat (07/03/2025), Rudy menyatakan bahwa pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat hanya 6,17 persen, menduduki urutan keempat secara nasional.
“Pada tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Kaltim masih berada di angka 6,17 persen, yang menempatkannya di urutan keempat secara nasional,” kata Rudy. Dia juga menambahkan, Kaltim masih tertinggal dibandingkan dengan Provinsi Papua Barat yang mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi, yakni 20,8 persen, diikuti oleh Provinsi Maluku Utara dengan 13,73 persen dan Sulawesi Tengah dengan 9,89 persen.
“Melihat potensi sumber daya alam Kaltim yang melimpah, seharusnya kita dapat menciptakan dampak ekonomi yang lebih signifikan,” ujarnya.
Rudy yang juga merupakan politisi Partai Golkar tersebut menekankan bahwa untuk membawa Kaltim menjadi daerah yang lebih sukses, dibutuhkan terobosan besar dan upaya luar biasa. Menurutnya, memimpin Kaltim tidak bisa dilakukan dengan cara biasa; diperlukan kerja keras dan cepat untuk mencapai hasil yang optimal.
“Memimpin Kaltim harus dengan cara yang istimewa, dengan kerja keras dan kerja cepat,” tegasnya.
Gubernur Kaltim tersebut juga mengajak seluruh pihak untuk bersinergi dalam membangun Kaltim secara inklusif, tanpa membedakan suku, agama, etnis, atau gender. Ia berharap, kolaborasi ini dapat mendukung kemajuan daerah.
“Untuk membangun daerah ini, kita tidak bisa hanya mengandalkan kekayaan sumber daya alam. Sumber daya alam itu suatu saat akan habis, dan kita harus melakukan transformasi melalui pengembangan sumber daya manusia yang unggul,” jelas Rudy.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan gratis bagi putra-putri daerah, yang mencakup hingga jenjang pendidikan doktoral (S-3).
“Untuk membangun daerah ini, kita harus mewujudkan sumber daya manusia unggul melalui pendidikan gratis. Karena sumber daya alam kita tidak akan bertahan selamanya,” tutup Rudy. []
Penulis: Himawan Yokominarno | Penyunting: Nistia Endah