Banjir Kutai Barat Meluas, Siaga Sampai 10 Mei

KUTAI BARAT– Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Kutai Barat sejak awal April 2025 hingga kini masih menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Meski di sejumlah kecamatan air telah mulai surut, luapan sungai terus bergerak ke wilayah hilir, menyebabkan daerah seperti Damai, Penyinggahan, dan Muara Pahu turut terdampak.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menunjukkan sebanyak 7.058 kepala keluarga atau sekitar 20.545 jiwa terdampak selama periode 9 hingga 23 April 2025. “Air memang sudah surut di Melak, Tering, dan Mook Manaar Bulatn. Tapi banjir bergerak ke hilir, masuk ke wilayah Damai, Penyinggahan, dan Muara Pahu,” kata Seldas Limbong, Analis Kebencanaan BPBD Kutai Barat.

BPBD bekerja sama dengan sejumlah instansi seperti TNI, Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, hingga Dinas Pendidikan untuk terus menyalurkan bantuan logistik. Beberapa fasilitas darurat, seperti tenda pengungsian dan perahu karet, telah dikerahkan. Selain itu, BPBD Provinsi dan perusahaan-perusahaan di sekitar wilayah terdampak turut ambil bagian dalam penyaluran bantuan.

“Beberapa perusahaan di ring satu wilayah terdampak, seperti di Kecamatan Damai, ikut menyalurkan bantuan langsung ke keluarga terdampak,” ujar Seldas.

Sebagian besar warga memilih bertahan dengan membangun panggung sementara di dalam rumah atau tetap tinggal di rumah panggung. Namun, kelompok rentan seperti lansia menjadi prioritas dalam proses evakuasi terbatas.

Banjir juga berdampak terhadap sektor pendidikan. Di Kecamatan Muara Pahu, pelaksanaan ujian sekolah untuk siswa kelas IX harus ditunda. “Ujian ditunda karena tidak memungkinkan dilaksanakan. Ini hasil rapat yang dipimpin Bupati tadi pagi dengan seluruh instansi terkait,” tambah Seldas.

BPBD mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap risiko penyakit pasca banjir seperti diare dan demam. Warga diminta untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala sakit.

Menurut BPBD, faktor utama penyebab banjir adalah curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina, serta tingginya debit air dari hulu Sungai Mahakam. Bertemunya aliran dari Sungai Lawa, Sungai Juwata, dan sejumlah anak sungai lainnya memperparah genangan di Sungai Kedang Pahu, yang bermuara di wilayah hilir.

“Curah hujan diprediksi masih tinggi dalam waktu dekat, disertai petir dan angin kencang. Kami minta warga mengurangi aktivitas di luar malam hari dan tidak memakai alat komunikasi saat hujan lebat karena rawan tersambar petir,” jelasnya. Ia juga mengingatkan agar anak-anak tidak bermain di genangan air karena arus bawah bisa membahayakan.

Hingga kini, status siaga darurat diperpanjang hingga 10 Mei 2025. []

Redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com