JAKARTA — Pendiri Microsoft sekaligus tokoh filantropi dunia, Bill Gates, menyampaikan komitmen bantuan besar kepada Indonesia dalam kunjungannya ke Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu pagi. Didampingi oleh sejumlah menteri, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto secara langsung menyambut kedatangan Gates dan mengungkapkan bahwa tokoh teknologi global tersebut telah memberikan dana hibah senilai USD159 juta atau sekitar Rp2,6 triliun.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Prabowo menyebut bahwa dana tersebut akan difokuskan ke berbagai sektor penting, terutama kesehatan, pertanian, dan teknologi. Rinciannya, USD119 juta dialokasikan untuk bidang kesehatan, sementara sektor pertanian dan teknologi masing-masing menerima USD5 juta. Adapun bantuan sosial lintas sektor mencapai lebih dari USD28 juta.
“Beliau telah memberi hibah ke Indonesia senilai USD159 juta,” tutur Prabowo dalam keterangannya kepada pers di Istana Kepresidenan, Jakarta. Bantuan ini, menurutnya, merupakan bentuk nyata dari perhatian dunia internasional terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas hidup rakyatnya.
Kedatangan Bill Gates ke Indonesia kali ini tidak hanya sebagai kunjungan kehormatan, tetapi juga sebagai bagian dari misi yayasan yang dipimpinnya, The Gates Foundation, untuk memperkuat kerja sama filantropis dengan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dalam rombongan yang mendampingi Presiden Prabowo pada pertemuan tersebut, hadir sejumlah pejabat tinggi negara seperti Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Viada Hafid, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indrawijaya, dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Bill Gates sendiri tiba di kompleks Istana pada pukul 08.15 WIB. Kedatangannya disambut langsung oleh Presiden Prabowo di halaman depan istana. Dalam pernyataannya, Gates menekankan bahwa kunjungannya ini juga merupakan bagian dari strategi The Gates Foundation untuk memperluas jangkauan bantuan filantropi di Asia Tenggara.
Hari Menon, Direktur The Gates Foundation untuk Asia Selatan dan Asia Tenggara, menambahkan bahwa sejak tahun 2009, yayasan tersebut telah menyalurkan lebih dari USD300 juta ke Indonesia. Dana tersebut digunakan untuk membiayai berbagai inisiatif di bidang kesehatan, sanitasi, gizi, keuangan inklusif, serta pengembangan pertanian berkelanjutan.
Salah satu wujud nyata dari kerja sama tersebut adalah kemitraan strategis dengan Bio Farma, perusahaan BUMN yang bergerak di bidang farmasi. Menon menyebut Bio Farma telah membantu distribusi vaksin polio ke lebih dari 100 negara, menjangkau ratusan juta orang. Ke depan, The Gates Foundation juga akan mendukung pelaksanaan uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Dalam pidatonya, Bill Gates menegaskan komitmennya untuk terus “berperang” melawan penyakit-penyakit mematikan yang masih mengancam masyarakat global, termasuk Indonesia. Ia menyebut bahwa penyakit seperti TBC, diare, pneumonia, dan malaria masih kurang mendapatkan perhatian dan investasi yang memadai, padahal dampaknya sangat besar terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.
“Kita perlu inovasi yang serius dalam riset vaksin dan obat-obatan. Fokus kami adalah mengurangi angka kematian anak-anak serta mencegah penyebaran penyakit mematikan,” kata Gates.
Dalam konteks itu, Gates menyampaikan optimismenya terhadap peran teknologi, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yang menurutnya dapat mempercepat terciptanya solusi kesehatan yang lebih canggih dan terjangkau.
“Saya tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata sehebat apa AI sebagai alat. Bahkan dalam enam bulan terakhir, perkembangannya sangat luar biasa,” ujar Gates. Ia menyebut bahwa potensi AI bukan hanya di bidang kesehatan, tetapi juga dapat memberikan manfaat besar bagi sektor pendidikan dan pertanian.
Gates juga menyinggung komitmen Microsoft di Indonesia, yang sebelumnya telah diumumkan oleh CEO Microsoft Satya Nadella. Pada kunjungan Nadella tahun lalu, Microsoft berkomitmen menginvestasikan USD1,7 miliar di Indonesia untuk membangun pusat data berbasis AI dan mengembangkan talenta lokal di bidang teknologi digital.
“AI akan membantu kita menemukan alat-alat baru di sektor kesehatan, pendidikan, dan agrikultur. Saya sangat menikmati pekerjaan filantropi ini dan tak sabar untuk melakukan lebih banyak lagi,” ucap Gates.
Tak hanya menyoroti soal teknologi dan kesehatan, Bill Gates juga menyampaikan apresiasinya terhadap kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo, khususnya dalam penanganan masalah malnutrisi. Ia memuji program-program seperti pemberian nutrisi untuk ibu hamil dan inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinilai efektif dalam mengurangi gizi buruk di kalangan anak-anak.
Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya yang signifikan dalam mendukung pembangunan kesehatan di Indonesia, Presiden Prabowo menganugerahkan tanda kehormatan tertinggi negara kepada Bill Gates. Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasih atas konsistensi Gates dalam mendukung Indonesia sejak lebih dari satu dekade lalu.
Dalam kesempatan yang sama, Bill Gates juga membagikan rencana strategis The Gates Foundation di kawasan Asia Tenggara. Salah satunya adalah pembukaan kantor regional di Singapura, yang diharapkan akan memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga, termasuk Indonesia.
“Ini minggu yang menyenangkan bagi saya. Saya menghabiskan beberapa hari di Singapura. Yayasan ini akan mendirikan kantor regional di sana yang akan memungkinkan kita untuk bekerja sama lebih erat,” tutur Gates.
The Gates Foundation sendiri telah berdiri sejak tahun 2000 dan telah menjadi salah satu organisasi filantropi terbesar di dunia. Yayasan ini aktif dalam mendorong berbagai agenda global mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga pembangunan berkelanjutan.
Kunjungan Bill Gates ke Jakarta kali ini juga mencakup pembahasan sejumlah agenda penting, termasuk potensi kolaborasi dalam pengembangan vaksin lokal, peningkatan akses layanan kesehatan dasar, serta pendanaan inovasi digital untuk mendukung transformasi layanan publik di Indonesia.
Dengan langkah-langkah strategis ini, hubungan antara Indonesia dan The Gates Foundation tampaknya akan memasuki babak baru, yang tidak hanya didasarkan pada nilai kemanusiaan, tetapi juga pada semangat kolaborasi lintas sektor yang lebih erat dan berkelanjutan. []
Redaksi11