TIONGKOK – Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, tengah menghadapi tekanan baru terkait pengiriman produknya ke China. Ketegangan perdagangan antara kedua negara kembali memanas setelah diberlakukannya tarif impor tinggi oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump terhadap produk-produk asal Negeri Tirai Bambu. Sebagai respons, China dilaporkan membatasi masuknya pesawat buatan Boeing ke wilayahnya.
Mengutip laporan Reuters, Jumat (18/04/2025), satu unit pesawat Boeing yang sebelumnya tiba di fasilitas penyelesaian di dekat Shanghai dikabarkan akan dikembalikan ke AS. Pesawat tersebut diketahui sempat berada di pusat perakitan akhir di Zhoushan, tempat Boeing menyelesaikan interior dan pengecatan pesawat sebelum diserahterimakan kepada pelanggan lokal.
Data dari Flightradar24 menunjukkan bahwa empat unit pesawat Boeing 737 MAX baru telah berada di lokasi tersebut. Tiga di antaranya tiba dari pabrik Boeing di Seattle pada Maret 2025, dan satu lagi mendarat pekan lalu. Salah satu pesawat terlihat terbang meninggalkan Zhoushan menuju Guam pada Jumat pagi. Rute tersebut kerap menjadi jalur transit sebelum pesawat melintasi Samudra Pasifik menuju AS.
Foto-foto yang diunggah di situs Planespotting pada Februari 2025 memperlihatkan pesawat dengan corak Xiamen Airlines, yang merupakan anak perusahaan dari China Southern. Sumber industri menyebutkan pesawat itu awalnya ditujukan untuk dikirim ke maskapai tersebut. Namun, informasi terbaru menyatakan bahwa pesawat tersebut akan dipulangkan tanpa dilakukan serah terima.
The Air Current, dalam laporannya pada Kamis (17/04/2025), menyebut bahwa tiga dari empat pesawat yang baru dikirim telah ditandai untuk ditarik kembali ke AS. Meski demikian, Boeing belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah ini. “Pihak Boeing menolak berkomentar terkait hal ini,” demikian laporan Reuters.
Ketegangan pengiriman ini mengingatkan kembali pada periode pembekuan impor Boeing 737 MAX ke China selama hampir lima tahun, yang baru berakhir pada Januari 2024. Saat itu, ketegangan antara Washington dan Beijing mereda, memungkinkan pengiriman kembali dilakukan.
Meskipun belum ada pengumuman resmi dari otoritas China mengenai larangan impor, laporan Bloomberg menyebut bahwa tarif tinggi serta tekanan politik internal secara efektif telah menghambat masuknya produk Boeing ke pasar China. Beijing bahkan disebut telah meminta maskapai domestik untuk menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang dari perusahaan-perusahaan Amerika.
Di tengah ketidakpastian ini, sumber dari sektor kedirgantaraan menyebut bahwa Boeing dan para pemasoknya tengah bersiap menghadapi skenario terburuk—yaitu tidak dapat mengirimkan pesawat ke China untuk sementara waktu. Meski demikian, dua sumber dari industri penerbangan AS menyatakan mereka belum menerima instruksi langsung terkait penghentian pengiriman suku cadang.
Sejak membuka fasilitas penyelesaian di Zhoushan pada 2018, Boeing berharap dapat memperkuat posisinya di pasar penerbangan terbesar kedua di dunia. Namun, perkembangan terbaru ini menunjukkan bahwa perang dagang yang berlarut-larut terus menjadi hambatan serius bagi ekspansi bisnis internasional perusahaan tersebut. []
Redaksi03