JAKARTA – Umat Hindu di seluruh Indonesia bersiap menyambut Hari Raya Galungan, salah satu hari suci penting dalam tradisi keagamaan mereka. Berdasarkan kalender Saka Bali, Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali. Pada tahun 2025, puncak perayaan pertama jatuh pada Rabu (23/04/2025) sementara perayaan kedua akan berlangsung pada Rabu, 19 November.
Hari Raya Galungan tidak hanya dirayakan dengan sukacita, tetapi juga menjadi sarana refleksi spiritual umat Hindu terhadap nilai-nilai dharma (kebaikan) yang mengalahkan adharma (kejahatan). Sejarah Galungan berakar dari kisah mitologis tentang pertempuran antara Mpu Sangkul Putih, seorang pemuka agama, dengan Raja Mayadenawa yang angkuh dan melarang rakyatnya beribadah. Sang Mpu lalu memohon bantuan Dewa Indra dalam semadi, hingga akhirnya Mayadenawa dikalahkan.
Kemenangan tersebut menjadi simbol perjuangan umat dalam menjaga kebenaran dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan. “Budha Kliwon Dungulan Ngaran Galungan patitis ikang janyana samadhi, galang apadang maryakena sarwa byapaning idep,” demikian kutipan dalam Lontar Sundarigama yang menjelaskan makna filosofis Galungan. Artinya, Rabu Kliwon Dungulan disebut Galungan karena merupakan waktu bersatunya rohani agar memperoleh pandangan terang dalam menghapus kekacauan pikiran.
Galungan juga diawali dengan sejumlah upacara penyucian, seperti Sugihan Jawa yang berlangsung enam hari sebelum hari utama. Upacara ini dimaknai sebagai penyucian bhuana agung atau alam semesta. Sehari sebelum Galungan, umat melaksanakan Penampahan Galungan, dengan menyembelih hewan sebagai simbol pengendalian diri dari sifat negatif.
Keesokan harinya, perayaan berlanjut dengan Umanis Galungan, saat umat saling bersilaturahmi dan mengunjungi kerabat. Di Bali, suasana perayaan ditandai dengan penjor—tiang bambu berhiaskan janur yang dipasang di depan rumah. Penjor melambangkan kesejahteraan dan kemenangan spiritual manusia dalam menaklukkan sifat buruk.
Dengan beragam simbol dan ritual suci, Galungan menjadi peringatan penting bagi umat Hindu untuk kembali meneguhkan komitmen spiritual mereka, mempererat tali kekeluargaan, dan menegakkan dharma dalam kehidupan sehari-hari. []
Redaksi033