SAMPIT – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili yang akan jatuh pada 29 Januari 2025, umat Khonghucu di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, menggelar ibadah sembahyang Ersi Sheng Ang sebagai wujud perayaan dan penguatan rasa persaudaraan di kalangan umat.
Rohaniawan Khonghucu Kotim, Wenshi Suhardi, menjelaskan bahwa ibadah sembahyang yang dilaksanakan pada hari itu memiliki makna penting, yakni untuk mempererat persaudaraan dan saling berbagi kasih kepada sesama umat Khonghucu yang kurang mampu.
“Hari ini, kami melaksanakan ibadah sembahyang yang dikenal dengan nama Ersi Sheng Ang atau Hari Persaudaraan. Momentum ini kami manfaatkan untuk berbagi kasih kepada saudara-saudara seiman yang membutuhkan, agar mereka dapat merayakan Imlek dengan penuh kebahagiaan,” ujar Wenshi Suhardi di Sampit, Kamis (23/01/2025).
Ibadah sembahyang ini dilaksanakan di Klenteng Kong Miao Litang yang terletak di Jalan MT Haryono Sampit, tempat umat Khonghucu berkumpul untuk bersama-sama melaksanakan rangkaian ibadah. Wenshi menjelaskan, ibadah Ersi Sheng Ang ini merupakan bagian pertama dari serangkaian acara dalam menyambut Tahun Baru Imlek.
Ibadah ini dilaksanakan seminggu sebelum Imlek, tepatnya pada tanggal 24 bulan ke-12 dalam kalender Kongzili. Seluruh umat yang hadir dalam ibadah ini memanjatkan doa syukur, mengucapkan rasa terima kasih atas segala pencapaian dan keselamatan di tahun sebelumnya serta berdoa agar tahun mendatang bisa dilalui dengan aman dan penuh berkah.
Selain doa, ibadah ini juga digunakan sebagai sarana untuk menggalang dana dan sembako yang nantinya akan disalurkan kepada umat Khonghucu yang membutuhkan. Hal ini bertujuan agar mereka bisa merayakan Imlek dengan rasa suka cita, meskipun dalam keadaan yang serba terbatas.
“Semoga doa kami dapat membawa kedamaian, keharmonisan, serta kebahagiaan untuk umat Khonghucu, bangsa, dan negara tercinta,” kata Wenshi Suhardi.
Menurut Wenshi Suhardi, ada empat ibadah utama yang dilaksanakan dalam rangka perayaan Tahun Baru Imlek. Setelah Ersi Sheng Ang, ibadah berikutnya adalah pada hari Tahun Baru Imlek itu sendiri.
Ibadah dilanjutkan dengan sembahyang sujud kepada Tuhan seminggu setelah Imlek, serta ibadah Cap Go Meh yang dilaksanakan dua minggu setelah Imlek sebagai puncak perayaan.
Bagi umat Khonghucu, perayaan Tahun Baru Imlek bukan hanya sekedar ajang berkumpul, tetapi juga menjadi momen untuk melakukan introspeksi diri.
“Imlek mengajarkan kita untuk mengintrospeksi diri, melakukan refleksi tentang apa yang telah dilakukan sepanjang tahun lalu. Hal-hal baik harus diteruskan, sementara hal yang kurang baik harus diperbaiki agar kualitas kehidupan rohani kita semakin meningkat,” ungkapnya.
Selain itu, Tahun Baru Imlek juga menandai pergantian shio. Pada Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, shio yang dipergunakan adalah shio ular kayu, yang menggantikan shio naga kayu yang akan berakhir pada 28 Januari 2025. Filosofi shio ular kayu mencerminkan kecerdasan, kebijaksanaan, dan kemampuan beradaptasi, yang akan mendatangkan kemajuan bagi orang-orang yang bekerja keras, proaktif, dan berkomitmen.
“Di tahun ular kayu ini, akan banyak peluang yang terbuka, baik dalam usaha maupun kehidupan lainnya. Namun, hanya mereka yang mampu memanfaatkan peluang dengan bekerja keras yang akan meraih keberhasilan,” ujar Wenshi Suhardi.
Dengan harapan tersebut, umat Khonghucu di Sampit dan sekitarnya optimistis dapat menjalani Tahun Baru Imlek dengan penuh semangat dan kesuksesan. []
Redaksi03