Inflasi Balikpapan Naik 1,67 Persen, Masih Terkendali

BALIKPAPAN – Kota Balikpapan mencatatkan inflasi sebesar 1,67 persen secara bulanan (month-to-month) pada Maret 2025. Kenaikan ini menunjukkan adanya tekanan harga yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, meski secara keseluruhan masih berada dalam batas target nasional inflasi, yakni 2,5 persen ± 1 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa tingkat inflasi di Balikpapan serta Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) masih dalam kategori terkendali. “Capaian inflasi bulan Maret, baik dibandingkan bulan sebelumnya maupun secara tahunan, tetap berada dalam rentang sasaran nasional,” ujar Robi, Senin (14/04/2025).

Dari sisi tahunan, inflasi Balikpapan tercatat sebesar 1,38 persen (year-on-year). Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 1,03 persen, dan juga melebihi inflasi gabungan empat kota di Kalimantan Timur yang berada di angka 1,36 persen.

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi Balikpapan pada Maret, dengan andil mencapai 1,46 persen secara bulanan. Komoditas utama penyebab kenaikan harga meliputi tarif listrik, cabai rawit, udang basah, ikan layang, dan emas perhiasan.

Kenaikan tarif listrik sendiri dipicu oleh berakhirnya kebijakan subsidi 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah sejak Februari 2025. Sementara itu, lonjakan harga cabai rawit disebabkan oleh turunnya pasokan akibat curah hujan tinggi di sejumlah daerah penghasil. Di sisi lain, kenaikan harga udang dan ikan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), serta berkurangnya hasil tangkapan akibat cuaca buruk.

Adapun harga emas perhiasan turut naik mengikuti tren harga emas global.

Meski demikian, terdapat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga dan berkontribusi terhadap deflasi, seperti bayam, kacang panjang, sawi hijau, kangkung, dan bahan bakar rumah tangga. Penurunan ini didorong oleh meningkatnya pasokan dan distribusi, termasuk tambahan kuota LPG 3 kg dan operasi pasar yang digelar oleh PT Pertamina.

Bank Indonesia Balikpapan, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Balikpapan dan wilayah sekitarnya, terus melakukan langkah stabilisasi harga, di antaranya melalui pemantauan komoditas strategis, kerja sama antardaerah, serta program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Robi menambahkan, penguatan pengendalian harga ke depan akan difokuskan pada implementasi roadmap pengendalian inflasi daerah 2025–2027 guna menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat di wilayah Balikpapan. []

Penulis: Desy Alfy Fauzia | Penyunting: Nistia Endah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com