Kaltara Hadirkan Budaya Tidung di Festival Iraw Sabah

NUNUKAN – Festival Kebudayaan Iraw Adou Sigog Momogun Tidung Borneo Sabah yang digelar pada Ahad (1/6/2025) menjadi ajang silaturahmi dan pelestarian budaya bagi masyarakat Tidung yang tersebar di wilayah Borneo. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 178 peserta yang merupakan perwakilan suku Tidung dari berbagai daerah, termasuk Kalimantan Utara, Indonesia. Acara berlangsung semarak dengan berbagai kegiatan budaya yang mencerminkan kekayaan tradisi suku Tidung.

Beragam pertunjukan ditampilkan dalam festival ini, mulai dari seni tari dan musik tradisional hingga pameran etnik yang menyuguhkan kekhasan budaya Tidung. Para peserta dan pengunjung disuguhi nuansa khas budaya perbatasan yang memadukan unsur lokal dari dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia. Kehadiran perwakilan dari Kalimantan Utara menambah semarak dan mempererat ikatan kekerabatan lintas batas negara.

Koordinator Suku Adat Tidung Kabupaten Nunukan, H. Surai, menyampaikan bahwa festival tersebut merupakan upaya memperkuat identitas budaya masyarakat Tidung yang hidup di wilayah perbatasan. “Kegiatan ini adalah bagian dari budaya suku asli yang ada di Malaysia, dan salah satunya adalah masyarakat Tidung,” kata H. Surai.

Menurutnya, festival Iraw ini termasuk dalam rangkaian kegiatan besar bertajuk “Iraw Tidung Borneo Bersatu”, yang digagas untuk mempertemukan masyarakat Tidung dari berbagai daerah secara rutin. “Kegiatan Iraw ini kita rencanakan satu tahun di Indonesia, satu tahun di Tawau (Malaysia), dan kembali lagi ke Nunukan. Jadi dalam satu tahun itu kita akan berpindah-pindah lokasi,” tambahnya.

Lebih jauh, ia membuka kemungkinan bahwa kegiatan serupa dapat diselenggarakan di Brunei Darussalam, mengingat adanya ikatan sejarah dan budaya masyarakat Tidung dengan negara tersebut. Meskipun demikian, ia menyebutkan bahwa langkah tersebut masih dalam tahap penjajakan dan belum diputuskan secara resmi.

Festival ini mendapat respons positif dari masyarakat lokal, baik di Indonesia maupun Malaysia. Selain sebagai ajang menampilkan kekayaan budaya, kegiatan ini juga menjadi simbol persatuan antarwarga Borneo. Kehadiran masyarakat lintas negara dalam satu perhelatan budaya mencerminkan semangat kebersamaan dan saling menghargai akar budaya bersama yang dimiliki oleh suku Tidung.

Harapan besar disampaikan oleh para tokoh adat dan peserta agar festival serupa dapat terus digelar secara berkelanjutan. Selain memperkuat jati diri budaya, acara ini juga diyakini dapat membangun jembatan sosial di tengah dinamika perbatasan. Festival Iraw Adou Sigog Momogun Tidung Borneo pun menjadi bukti nyata bahwa budaya dapat menjadi pemersatu di tengah keberagaman wilayah dan negara. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X