JAKARTA – Warganet dikejutkan dengan berita duka mengenai meninggalnya Kent Lisandi, seorang pria asal Bandung yang menjadi korban penipuan bisnis handphone. Kent, yang berusia 35 tahun, dilaporkan meninggal dunia pada Senin (10/03/2025) akibat serangan jantung. Kabar tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, di mana Benny Wullur, sahabat sekaligus kuasa hukum Kent, mengungkapkan rasa belasungkawa yang mendalam.
Benny menjelaskan bahwa Kent menjadi korban penipuan yang melibatkan oknum pimpinan Maybank Cabang Cilegon, Aris Setyawan (AS). “Saya sampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya akibat meninggalnya sahabat sekaligus klien saya, Kent Lisandi. Beliau diduga meninggal akibat sakit jantung,” ujar Benny, seperti dikutip dari unggahan Instagram pada Minggu (16/03/2025).
Kasus penipuan ini bermula saat Aris Setyawan mengajak Kent untuk berinvestasi dalam bisnis handphone yang menjanjikan keuntungan besar. Aris kemudian mengenalkan Kent kepada Rohmat Setiawan (RS), yang turut terlibat dalam bisnis tersebut. Kent, yang tertarik dengan janji keuntungan besar, akhirnya sepakat untuk berbisnis. Aris meminta Kent untuk mentransfer uangnya ke rekening Maybank, yang dijamin aman dengan surat tertulis resmi dari pihak bank.
Menurut Benny, dana sebesar Rp30 miliar tersebut hanya akan dipertunjukkan selama dua minggu, setelah itu Kent dapat menarik kembali dana tersebut. Namun, kenyataannya sangat berbeda. Uang yang telah ditransfer Kent secara bertahap pada 11 November 2024, justru dipindahkan ke rekening istri Rohmat Setiawan, dan kemudian hilang tanpa jejak. Padahal, Kent dijanjikan bahwa dana tersebut akan aman dan tidak akan dipergunakan tanpa izin.
Setelah mengetahui penipuan ini, Kent melaporkan kasus tersebut kepada pihak berwajib. Kepolisian telah menetapkan Aris Setyawan dan Rohmat Setiawan sebagai tersangka dan menahannya di Polres Metro Jakarta Pusat. Proses hukum yang harus dijalani oleh Kent, termasuk perjalanan bolak-balik Jakarta-Bandung, memakan banyak waktu dan tenaga. Beban finansial dan emosional yang ditanggungnya diduga menjadi pemicu depresi, yang akhirnya memicu serangan jantung yang merenggut nyawanya.
Kisah tragis ini menggugah perhatian publik, mengingat bagaimana tekanan psikologis dan kerugian finansial dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Kasus ini juga membuka mata tentang pentingnya kewaspadaan dalam berinvestasi dan memverifikasi setiap transaksi bisnis. []
Redaksi03