JAKARTA – MotoGP, sebagai salah satu ajang balap paling bergengsi di dunia, selalu menjadi tempat bagi talenta-talenta berbakat dari berbagai penjuru dunia. Tak terkecuali pembalap-pembalap Muslim yang telah mencatatkan prestasi dan menorehkan kisah di lintasan balap. Dua di antaranya yang menarik untuk dibahas adalah Hafizh Syahrin dari Malaysia dan Karel Abraham dari Republik Ceko. Kedua pembalap ini, meski memiliki perjalanan yang berbeda, telah mengukir sejarah mereka di dunia balap motor.
1. Hafizh Syahrin
Hafizh Syahrin, pembalap asal Malaysia, mulai mentas di ajang MotoGP pada 2018. Dia menjadi pembalap Muslim pertama yang berkompetisi di kelas utama MotoGP. Pada debutnya, Syahrin bergabung dengan tim satelit Yamaha, Tech3, dan berpasangan dengan pembalap Johann Zarco. Pada musim pertamanya, Syahrin tampil cukup mengesankan dengan empat kali finis di posisi 10 besar, yang menjadi pencapaian luar biasa bagi seorang pembalap debutan.
Namun, perjalanan Syahrin di MotoGP tak berlangsung lama. Pada musim 2019, Tech3 memutuskan untuk beralih menggunakan motor dari pabrikan KTM, yang mengharuskan Syahrin beradaptasi dengan motor baru. Meskipun telah berusaha, Syahrin kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut, sehingga performanya menurun. Akibatnya, pada tahun berikutnya, dia harus meninggalkan ajang MotoGP. Meski demikian, perjalanan singkatnya di MotoGP tetap memberikan banyak pelajaran dan menjadi kebanggaan bagi Indonesia dan Malaysia.
2. Karel Abraham
Karel Abraham, pembalap asal Republik Ceko, meski tidak beragama Muslim, memiliki kisah yang unik dalam dunia MotoGP. Abraham dikenal dengan julukan “pembalap sultan” atau “pangeran” karena latar belakang keluarganya yang kaya raya. Ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di Republik Ceko dan pemilik Sirkuit Brno, yang menjadi salah satu venue untuk ajang MotoGP.
Abraham memulai debutnya di MotoGP bersama tim satelit Ducati, Cardion AB Motoracing, sebelum akhirnya bergabung dengan tim Honda pada 2014 hingga 2015. Setelah itu, ia kembali ke Ducati dan bergabung dengan tim satelit Aspar, Angel Nieto, dan Reale Avintia selama tiga musim terakhir kariernya. Meskipun tampil di MotoGP selama 8 musim, sayangnya, Karel Abraham tak pernah meraih kemenangan. Bahkan, dia juga tak pernah berhasil naik podium. Pencapaian terbaiknya adalah finis di urutan ketujuh.
Meskipun demikian, Abraham tetap dianggap sebagai bagian dari sejarah MotoGP, terutama karena keberadaannya yang cukup menarik perhatian, terutama terkait dengan status sosialnya. Meski tidak sukses meraih podium, keberadaannya di ajang bergengsi ini tetap dikenang oleh para penggemar MotoGP.
Dua pembalap ini menunjukkan bahwa meskipun tidak semua pembalap dapat meraih kesuksesan besar di ajang internasional seperti MotoGP, tetapi mereka tetap menjadi bagian penting dalam sejarah balap motor dunia. []
Redaksi03