Misteri Makam Kuno Berusia 3.000 Tahun

EKSKAVASI =di Kompleks Arkeologi Pacopampa, Peru, berhasil mengungkap makam kuno berusia sekitar 3.000 tahun. Sebagaimana dilansir Live Science, Minggu (1/10/2023) Temuan ini diduga merupakan lokasi pemakaman seorang figur spiritual atau “dukun sakti” yang hidup pada masa pra-Kolumbus di kawasan Cajamarca. Informasi tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Kebudayaan Peru melalui rilis resmi pada pekan ini.

Menurut laporan, kerangka manusia dalam makam tersebut ditemukan dalam posisi terlipat—praktik penguburan khas masyarakat Andes kuno. Bersama jasad itu, terdapat artefak berupa cap stempel berbahan mineral dengan ukiran gambar jaguar, serta sejumlah tembikar berhias. Uniknya, wajah kerangka ditutupi lapisan bubuk cinnabar (merkuri sulfida) berwarna merah terang, mineral langka yang diperkirakan berasal dari pegunungan Andes tengah.

Yuji Seki, arkeolog dari Museum Etnologi Nasional Jepang dan salah satu pemimpin proyek penelitian, menjelaskan bahwa cinnabar merupakan komoditas bernilai tinggi pada masa itu. “Mineral ini hanya bisa diakses oleh kalangan elit melalui jaringan perdagangan jarak jauh. Penggunaannya dalam ritual penguburan menandakan status sosial yang sangat tinggi,” ujarnya kepada Live Science. Seki menduga figur yang dikuburkan adalah seorang dukun yang diyakini mampu menjembatani dunia nyata dan alam spiritual.

“Cap stempel bergambar jaguar mungkin menjadi simbol otoritasnya. Masyarakat kuno mungkin memercayainya sebagai mediator yang menghubungkan manusia dengan kekuatan alam, seperti jaguar, ular, atau burung pemangsa,” tambah Seki. Ia menekankan bahwa dukun pada masa itu berperan sebagai penyembuh, penasihat, dan pemimpin ritual—figur sentral dalam tatanan sosial.

Meski demikian, beberapa ahli luar yang tidak terlibat dalam penelitian mengingatkan agar interpretasi ini tidak dianggap final. “Temuan ini menarik, tetapi kita perlu analisis lebih mendalam, seperti uji radiokarbon dan pemeriksaan osteologi, sebelum menyimpulkan identitas individu tersebut,” kata seorang arkeolog yang enggan disebutkan namanya.

Tim arkeolog Pacopampa sendiri mengakui bahwa penelitian masih dalam tahap awal. Meski belum dilakukan penanggalan radiokarbon, gaya artefak yang ditemukan memiliki kemiripan dengan benda-benda dari periode Formatif Akhir (sekitar 1.200–200 SM). Kompleks Pacopampa sendiri dikenal sebagai situs upacara penting yang aktif antara tahun 1.200–500 SM.

Penemuan ini memperkaya pemahaman tentang praktik spiritual dan hierarki sosial masyarakat Andes kuno. Penggunaan cinnabar sebagai bagian dari ritual kematian, misalnya, mengindikasikan adanya jaringan pertukaran antardaerah yang kompleks. Sementara itu, simbol jaguar—hewan yang dianggap sakral dalam kebudayaan Peru kuno—menegaskan perpaduan antara kekuatan alam dan kekuasaan dalam sistem kepercayaan masa itu.

Penelitian lanjutan direncanakan untuk mengungkap lebih jauh peran figur ini dalam masyarakatnya, termasuk analisis DNA untuk melacak asal-usul geografisnya dan pemeriksaan residu organik pada tembikar yang ditemukan. []

Penulis: Muhammad Yusup

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com