Dari Guru Honorer ke Kepala Sekolah

KUTAI KARTANEGARA – Ketekunan dan komitmen dalam bidang pendidikan telah membawa Muhammad Ridwan mencapai puncak kepemimpinan. Lahir di Mpolo pada 18 April 1994, Ridwan memulai kariernya sebagai guru honorer dan kini menduduki jabatan sebagai Kepala SMP Teknologi Tenggarong, sebuah sekolah yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Latih Mau Jong Kutai Kartanegara (YPLMK), yang dimiliki oleh Keluarga Besar Sulawesi Selatan (KBSS).

Saat ini, Ridwan tinggal di Tenggarong bersama istrinya, Hamisah, dan kedua anak mereka. Perjalanan pendidikannya dimulai di Universitas Muhammadiyah Mataram, tempat ia menyelesaikan program Strata 1 (S1) di bidang Pendidikan. Selama masa kuliah, ia aktif dalam organisasi Muhammadiyah dan sekarang menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Kaderisasi di Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kutai Kartanegara.

Pilihan Ridwan untuk terjun ke dunia pendidikan bukanlah suatu kebetulan. Ia dibesarkan oleh orang tua yang menanamkan nilai pentingnya ilmu pengetahuan dan pengabdian. Nilai-nilai inilah yang mendorongnya untuk berkomitmen dalam dunia pendidikan, meskipun harus memulai karier dari bawah sebagai guru honorer.

“Bagi saya, menjadi guru honorer adalah proses meniti karier dan jalan mendapatkan pengalaman di dunia pendidikan,” ujar Ridwan.

Sejak 2014, Ridwan mengabdi di berbagai sekolah swasta di Tenggarong, seperti  Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah Atas (SMP/SMA) Muhammadiyah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Idrus Kukar, dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kosgoro. Di sekolah-sekolah tersebut, ia mengajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Ridwan dilantik sebagai Kepala SMP Teknologi Tenggarong pada Oktober 2024, menggantikan kepala sekolah sebelumnya yang mengundurkan diri karena alasan sertifikasi di sekolah lain. Penunjukan Ridwan oleh yayasan didasarkan pada rekam jejaknya yang baik sebagai pendidik dan pengalaman dalam mengelola lembaga pendidikan.

“Saya menerima tugas ini karena saya ingin membawa sekolah ini menjadi lebih baik, memastikan bahwa pendidikan yang ada di sini tidak hanya berjalan, tetapi juga berkembang,” ujarnya.

Pada awal kepemimpinannya, SMP Teknologi Tenggarong belum memiliki akreditasi. Sekolah yang didirikan pada 2021 ini hanya memiliki kelas 7 dan 8 pada saat itu, sehingga status non-akreditasi tidak mempengaruhi ujian siswa kelas 9, sehingga ia berusaha untuk terus mengusahakan akreditasi tersebut.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi Ridwan adalah memperkenalkan sekolah agar lebih dikenal oleh masyarakat. Ia mulai melakukan berbagai langkah strategis, seperti mempromosikan sekolah melalui media sosial, menjalin kerjasama dengan sekolah lain, serta mengajukan permohonan bantuan fasilitas kepada Dinas Pendidikan.

“Saya berusaha keras untuk mendapatkan fasilitas tambahan seperti meja dan kursi dari sekolah negeri. Kami juga berupaya memenuhi standar kurikulum agar dapat memperoleh akreditasi,” jelas Ridwan.

Berkat usahanya, SMP Teknologi Tenggarong akhirnya berhasil meraih akreditasi.

Bagi Ridwan, kesejahteraan guru merupakan faktor penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Di bawah kepemimpinannya, ia melaksanakan sejumlah inovasi untuk memastikan guru merasa dihargai dan termotivasi dalam menjalankan tugas mengajar.

Beberapa langkah yang dilakukannya antara lain:

Meningkatkan insentif guru honorer
Ia berupaya mencari tambahan dana dari yayasan dan kerja sama dengan pihak eksternal agar kesejahteraan guru meningkat.

Pelatihan dan pengembangan profesional
Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan dan seminar guna meningkatkan kompetensi mereka.

Menanamkan nilai keikhlasan dan pengabdian
Dengan moto Ikhlas, Iman, Ilmu, dan Amal, ia mendorong para guru untuk mencintai pekerjaan mereka, sehingga mengajar bukan hanya kewajiban tetapi juga bentuk pengabdian.

Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah
Memastikan fasilitas sekolah terus berkembang agar proses belajar-mengajar berjalan dengan baik.

Saat ini, SMP Teknologi Tenggarong memiliki 13 pengajar, termasuk beberapa guru honorer. Sebagian besar guru memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan, meskipun ada juga yang masih sedang melanjutkan pendidikan di bidang keguruan.

Sebagai kepala sekolah, Ridwan menerapkan sistem pengelolaan yang lebih terstruktur dengan memastikan setiap guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas. Ia juga membangun komunikasi yang baik dengan para guru guna menciptakan suasana kerja yang nyaman.

“Saya ingin para guru merasa dihargai di sini. Jika mereka merasa nyaman, mereka akan mengajar dengan penuh semangat, dan siswa pun akan merasakan manfaatnya,” ujarnya.

Selain itu, Ridwan juga menerapkan sistem evaluasi secara rutin untuk memastikan kualitas pengajaran tetap terjaga dengan baik.

Kecintaan Ridwan terhadap dunia pendidikan juga diwujudkan dalam bentuk tulisan. Hingga saat ini, ia telah menerbitkan dua buku, yaitu:

• Pendidikan Karakter Berbasis Sekolah (2022) – Membahas pengelolaan karakter peserta didik.

• Menjadi Guru Profesional yang Bermutu (2023) – Panduan bagi guru untuk meningkatkan kualitas mengajar.

Buku-buku ini tidak hanya dijual secara umum melalui platform belanja online seperti Lazada dan Shopee, tetapi juga banyak dibagikan kepada para pendidik sebagai kenang-kenangan dan referensi. Penerbitan buku-buku tersebut masih terus berlangsung hingga saat ini.

Di bawah kepemimpinan Ridwan, banyak guru dan siswa merasakan perubahan positif di sekolah. Beberapa guru mengungkapkan bahwa perhatian terhadap kesejahteraan mereka semakin meningkat, dan mereka merasa lebih dihargai dalam menjalankan tugasnya.

“Pak Ridwan sangat peduli terhadap kami, khususnya dalam hal kesejahteraan dan pengembangan profesional. Kami merasa lebih termotivasi untuk mengajar,” ujar salah satu guru SMP Teknologi Tenggarong.

Siswa juga merasakan perubahan di sekolah, baik dari segi fasilitas maupun suasana belajar yang semakin mendukung.

“Sekarang sekolah kami lebih nyaman dan fasilitasnya semakin lengkap. Kami juga merasa lebih bersemangat untuk belajar,” kata salah satu siswa kelas 9.

Bagi Ridwan, dunia pendidikan bukan hanya tempat untuk mengajar, tetapi juga wadah untuk mencetak generasi yang berkualitas. Ia berpesan kepada para pemuda, terutama di Kutai Kartanegara, agar terus belajar dan berinovasi.

“Jangan pernah berhenti belajar. Pengalaman, baik yang menyenangkan maupun yang menantang, adalah pelajaran yang sangat berharga. Kembangkan inovasi dan kreativitas dalam diri untuk memberikan kontribusi nyata bagi daerah kita,” ujarnya.

Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Muhammad Ridwan terus menginspirasi banyak orang, tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai pemimpin yang membawa perubahan signifikan bagi dunia pendidikan di Kutai Kartanegara. []

Penulis: Anggi Triomi | Penyunting: Nistia Endah Juniar Prawita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com