NUNUKAN – Sebuah kecelakaan laut terjadi di perairan Sei Ular, Tinabasan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada Rabu (29/01/2025) sekitar pukul 12.00 WITA. Sebuah speedboat yang mengangkut 16 penumpang terbalik, diduga akibat diterjang gelombang besar. Insiden ini mengakibatkan empat orang meninggal dunia, sementara empat lainnya masih hilang hingga saat ini.
Speedboat yang bernama Cinta Putri ini memiliki mesin 200 PK, dan sedang berlayar dari Nunukan menuju Sei Menggaris.
Kepala Seksi Operasi Kantor SAR Tarakan, Dede Hariana, menjelaskan bahwa peristiwa tragis ini terjadi setelah speedboat tersebut diduga terhempas ombak besar yang menyebabkan kapal terbalik.
“Informasi yang kami terima, speedboat tersebut menghantam gelombang atau ombak yang cukup besar, sehingga mengakibatkan kapal terbalik,” ujar Dede Hariana.
Menurut data sementara yang diterima, empat korban yang meninggal dunia adalah Acay, bersama istrinya Salinah, Solerang, dan Gisman. Adapun korban yang selamat adalah Nawa Wawan, Udin, Aspar, Made, Jupri, Lukman, dan seorang penumpang yang identitasnya belum diketahui. Motoris speedboat, Wawan, juga selamat dan telah diamankan oleh Polres Nunukan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tim SAR gabungan terus melakukan upaya pencarian terhadap empat korban yang masih hilang, yakni Nurdin (42) dari Lumba-Lumba, Nunukan Timur, Andi Arisal (45) dari Gang Limau, Nunukan Selatan, Heri (45) dari Antasari, Nunukan Selatan, dan Ahmad dari Mamolo.
Namun, hingga pukul 18.45 WITA pada hari pertama pencarian, keempat korban tersebut belum ditemukan. Dede Hariana menyampaikan, pencarian dilanjutkan pada hari berikutnya dengan menggunakan metode visual di sekitar lokasi kejadian.
Sementara itu, Kepala BPBD Nunukan, Arif Budiman, menjelaskan bahwa speedboat tersebut melakukan penjemputan penumpang dari beberapa titik di Nunukan sebelum melanjutkan perjalanan menuju Sei Menggaris.
“Speedboat ini pertama kali menjemput penumpang di Jamaker, lalu menuju Sei Bolong, Aji Putri, dan akhirnya menuju Kanduangan di Sei Menggaris,” ujarnya.
Informasi awal tentang karamnya speedboat ini pertama kali diketahui oleh motoris speedboat lain yang melintas di perairan tersebut.
Motoris tersebut melihat sejumlah orang terapung di laut dan segera memberikan pertolongan dengan mengevakuasi korban ke dermaga Jamaker.
Petugas Dishub Nunukan yang bertugas di Jamaker, Dhanil, mengatakan bahwa speedboat tersebut merupakan armada carteran yang digunakan untuk membawa rombongan yang hendak menghadiri kegiatan perayaan. “Kami hanya membantu proses evakuasi korban,” jelas Dhanil.
Terkait kapasitas dan izin pelayaran, Dhanil mengungkapkan bahwa dermaga Aji Putri bukanlah dermaga resmi, dan ia belum dapat memastikan apakah speedboat tersebut melebihi kapasitas.
“Speedboat dengan mesin 200 PK biasanya mengangkut sekitar 20 orang,” tuturnya.
Pihak berwenang, termasuk Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Nunukan, juga terlibat dalam proses pencarian korban yang masih hilang.
Komandan Patroli KSOP Kelas IV Nunukan, Wiwin Karama, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih fokus pada upaya pencarian, dan setelah itu, akan melihat langkah-langkah penanganan lebih lanjut.
Pencarian korban yang masih hilang ini menjadi prioritas utama, dan diharapkan hasil pencarian dapat segera memberikan kabar lebih lanjut mengenai nasib korban. Sementara itu, motoris speedboat yang telah diamankan tetap menjalani pemeriksaan di Polres Nunukan. []
Redaksi03