Musim Seruyuk, Warga Serbu Turap Sungai Kayan

BULUNGAN – Musim ikan seruyuk kembali datang, dan warga Tanjung Selor serta sekitarnya pun berbondong-bondong memadati turap Sungai Kayan demi menangkap ikan khas tersebut dengan cara tradisional: menangguk. Aktivitas ini tidak hanya menjadi bagian dari kearifan lokal, tetapi juga sumber ekonomi bagi masyarakat pesisir sungai.

Paulina, salah satu warga, mengungkapkan bahwa penanggukan ikan sudah menjadi rutinitas tahunan yang dinanti. Namun, ia berharap ada perhatian dari pemerintah setempat untuk memberikan fasilitas pendukung, terutama demi keselamatan para penangguk yang kerap berjajar di tepian turap yang licin dan tanpa pembatas.

“Kalau dibuatkan pijakan yang aman, kami tentu bisa lebih nyaman dan tidak khawatir jatuh. Dulu sempat ada jembatan kecil, tapi sekarang sudah tidak ada, sepertinya sudah dibongkar,” kata Paulina saat ditemui di lokasi, Jumat (30/05/2025).

Ia menjelaskan bahwa ketika musim seruyuk tiba, puluhan orang bisa terlihat berjajar di sepanjang tepian turap mulai dari Kampung Arab hingga sekitar Jembatan Tanjung Palas–Tanjung Selor, baik di sisi kota maupun seberangnya.

“Kalau air keruh, biasanya ikan seruyuk banyak. Tergantung musim dan kondisi sungai,” ujarnya.

Dalam sehari, aktivitas penanggukan bisa menghasilkan tangkapan melimpah. Paulina menyebutkan bahwa tiga orang bisa mendapatkan hingga 23 kilogram ikan seruyuk, yang sebagian dijual dan sisanya dikonsumsi sendiri. Harga jual ikan seruyuk basah berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram.

Tak hanya warga Tanjung Selor, para penangguk juga datang dari wilayah sekitar seperti Tengkapak, Selimau, dan Jelarai.

Selain menjadi kegiatan ekonomi musiman, penanggukan ikan ini dinilai punya potensi sebagai atraksi wisata budaya. Keramaian warga yang menangguk bersama menciptakan pemandangan yang unik dan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

“Kadang kalau musimnya bagus, bisa ramai sekali, orang-orang berjajar menangguk ikan. Sayang kalau tidak difasilitasi, padahal ini bisa menarik wisatawan,” tutup Paulina.

Dengan potensi ekonomi dan budaya yang menyatu dalam aktivitas ini, pemerintah daerah diharapkan dapat melihat peluang pengembangan kawasan tepian Sungai Kayan sebagai destinasi wisata musiman yang aman dan terkelola dengan baik. [] Adm04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X