BARITO TIMUR – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan anak bangsa di kancah internasional. Muhammad Najmi Alvaro, qori muda asal Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, berhasil meraih juara ketiga dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional yang digelar di Iraq.
Keberhasilan Alvaro menjadi perhatian publik, lantaran usianya yang masih sangat muda. Meski demikian, kemampuannya dalam melantunkan ayat suci Al-Qur’an telah membawanya melampaui batas usia dan geografis, hingga dikenal dunia.
Dalam wawancara bersama media, sang ayah, Suhaimi (42), mengisahkan awal perjalanan sang putra hingga mencapai level internasional. Alvaro diketahui mulai mempelajari Al-Qur’an sejak usia lima tahun dan telah diarahkan untuk menghafal surah-surah pendek sejak kecil.
“Alvaro mulai belajar membaca Al-Qur’an sejak usia lima tahun dan sudah kami arahkan menghafal surah-surah pendek,” ujar Suhaimi, seperti dikutip dari tribunkalteng, Rabu (23/04/2025).
Melihat bakat luar biasa yang dimiliki anaknya, Suhaimi kemudian mengambil langkah serius. Ia mendatangkan guru tilawah ke rumah dan mendukung penuh pendidikan Alvaro dengan mengirimnya ke Pondok Pesantren Al-Kautsar, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan.
“Kemudian kami melihat bakatnya yang luar biasa. Sejak saat itu, kami lebih serius membimbingnya dan saya datangkan guru tilawah ke rumah, sampai akhirnya kita antar dia ke Pondok Pesantren Al-Kautsar,” lanjut Suhaimi.
Selama perjalanannya menjadi qori, Alvaro dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satu yang paling berat adalah menjaga kestabilan emosi dan kondisi suara. Suaranya yang kadang serak sering mengganggu persiapan menjelang lomba.
“Tantangan terbesarnya adalah mengontrol emosi dalam dirinya, karena dia itu sering serak suaranya, jadi emosionalnya juga sering terganggu dan kacau kalau ada acara atau lomba,” tambah Suhaimi.
Di balik kesuksesan Alvaro, ada juga sosok-sosok inspiratif yang memotivasinya untuk terus berkembang. Ia menjadikan gurunya, Buya Muhammad Ali, serta Syekh Mustafa Ismail—seorang qori legendaris dari Mesir—sebagai panutan dalam seni tilawah.
“Kalau ditanya hari ini siapa sosok inspiratifnya baginya, maka dengan tegas ia biasanya mengatakan yaitu Buya Muhammad Ali, guru dia sendiri dan pimpinan Pondok Pesantren Al-Kautsar, selain itu juga ada Syekh Mustafa Ismail adalah seorang qori Al-Qur’an dari Mesir,” tutup Suhaimi.
Kemenangan Alvaro tidak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarga dan warga Barito Timur, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus mencintai Al-Qur’an dan berprestasi di tingkat dunia. []
Redaksi03