BANJARMASIN – Lahan pertanian di Kota Banjarmasin mengalami penyusutan dalam beberapa tahun terakhir. Dari total sebelumnya sekitar 2.600 hektare, kini hanya tersisa 2.500 hektare lahan pertanian yang aktif. Penyusutan ini disebabkan oleh alih fungsi lahan menjadi kawasan permukiman yang kian meluas seiring meningkatnya kebutuhan tempat tinggal masyarakat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Yuliansyah Effendi, menyebutkan bahwa penyusutan lahan pertanian terjadi secara bertahap. “Sementara ini penyusutan lahan pertanian di Banjarmasin kurang dari 100 hektare,” ungkap Yuliansyah, Senin (21/04/2025).
Fenomena penyusutan lahan pertanian ini terjadi seiring pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan di kota yang dikenal sebagai pusat perdagangan di Kalimantan Selatan tersebut. Mengingat luas wilayah Banjarmasin relatif terbatas, peningkatan permintaan perumahan menyebabkan banyak lahan pertanian beralih fungsi. Selain itu, pertumbuhan bangunan di sekitar lahan pertanian juga berdampak negatif pada kesuburan tanah akibat pengaruh limbah rumah tangga.
Meski menghadapi tantangan tersebut, DKP3 Banjarmasin terus berupaya mempertahankan lahan pertanian yang tersisa. Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan adalah pengadaan lahan baru. “Kami sudah membeli tanah seluas 7,5 hektare pada tahun 2023. Tahun 2024 dianggarkan tetapi karena refocusing tidak bisa, tahun ini sudah dianggarkan lagi, semoga bisa terealisasi,” tutur Yuliansyah.
Di sisi lain, kondisi cuaca ekstrem juga turut memengaruhi aktivitas pertanian. Musim hujan dan banjir rob yang terjadi sejak akhir tahun lalu menyebabkan penundaan masa tanam. “Seharusnya November 2024 lalu sudah mulai tanam, namun karena cuaca hujan dan banjir rob lahan menjadi terendam. Kondisi ini berlanjut hingga Maret. Diprediksi petani sudah bisa tanam bulan ini, (April, red),” jelasnya.
Walau masa tanam tertunda, Yuliansyah menegaskan bahwa hasil pertanian tidak terlalu terdampak. Dari total 2.500 hektare lahan pertanian yang ada, sekitar 1.900 hektare masih dapat dipanen.
Pemerintah daerah berharap, dengan dukungan anggaran dan penguatan kolaborasi bersama petani, program peningkatan produktivitas dan pelestarian lahan pertanian di Kota Banjarmasin dapat terus berjalan meski di tengah keterbatasan lahan. []
Redaksi03